Blaze meletakkan barang-barangnya di kamar penginapan yang baru saja disewanya. Ia memandangi sekeliling ruangan kecil namun nyaman itu dengan napas lega.
"Oke, aku telah meletakkan barang-barangku. Sekarang aku harus mendapatkan pekerjaan untuk bertahan hidup di sini... Tapi aku kerja apa ya?" gumam Blaze sambil duduk di tepi ranjang dan menatap langit-langit.
Suara itu rupanya didengar oleh Zay, teman sekamarnya yang tengah bersantai sambil membaca koran misi.
"Kau sedang mencari pekerjaan? Kenapa tidak coba melamar menjadi petualang di Guild?" saran Zay santai.
"Benarkah? Kalau begitu aku akan ke Guild dan melamar menjadi petualang!" ucap Blaze antusias.
Dengan semangat membara, Blaze pun berlari keluar menuju Guild terdekat. Sesampainya di sana, ia langsung menuju bagian administrasi.
"Permisi, aku ingin mendaftar sebagai petualang. Apa aku bisa mendapatkan formulir pendaftaran dan tahu biaya administrasinya?" tanyanya sopan.
Petugas administrasi menyerahkan formulir dan memberitahu bahwa biaya pembuatan kartu pengenal petualang adalah 5 Kai. Blaze mengisi formulir dengan cepat dan menyerahkan uangnya. Tak lama, kartu pengenal petualang resmi miliknya pun selesai dibuat.
"Akhirnya! Aku resmi jadi petualang!" seru Blaze penuh semangat.
Untuk merayakannya, ia memutuskan menuju ke bar terdekat. Di sanalah, takdir mempertemukannya dengan seseorang yang akan mengubah harinya.
Seorang wanita cantik berambut hitam dan bermata tajam masuk ke dalam bar dan berjalan ke arah bartender. Blaze yang sedang duduk di dekatnya langsung terpesona.
"Permisi, apakah aku boleh pesan satu gelas bir?" suara lembut wanita itu memecah lamunan Blaze.
"Siap, satu gelas bir datang," balas bartender.
Blaze mencoba terlihat tenang di dekat wanita itu. Saat wanita tersebut menoleh dan menyapanya, jantung Blaze berdetak lebih kencang.
"Hai," ucapnya sambil tersenyum.
"Oh... Hai," jawab Blaze gugup.
"Siapa namamu?" tanya wanita itu.
"Na... Namaku Blaze."
"Namaku Petra Ackerman. Panggil saja Petra."
"Senang bertemu denganmu, Petra."
"Kenapa kau datang ke sini?"
"Aku sedang merayakan keberhasilanku membuat kartu pengenal petualang."
"Oh, jadi kau juga seorang petualang?"
"Kau juga petualang!?" seru Blaze kaget, sampai tersedak birnya. Petra tertawa kecil melihatnya.
Bartender kembali dengan bir yang dipesan Petra. Petra meminum habis birnya, lalu berpamitan.
Blaze ingin bertanya di mana Petra tinggal, tapi ia sadar itu tak sopan untuk pertemuan pertama. Ia pun hanya bisa memandangi Petra yang berjalan pergi.
Tanpa terasa, Blaze terus minum sampai ia pingsan di bar. Ia baru terbangun saat bartender membangunkannya pukul dua pagi.
"Permisi tuan, bar ini akan segera ditutup."
"Jam berapa sekarang?"
"Sudah jam dua pagi."
"Apa!? Sial! Aku harus pulang, besok pagi aku harus ke Guild!"
Blaze pun berlari kembali ke penginapan dan langsung tidur. Sayangnya, ia tetap kesiangan.
Begitu tersadar, Blaze langsung menuju Guild dengan panik. Di papan misi, tinggal tersisa tiga:
1. Menangkap 19 kelinci bermata merah hidup atau mati (20 Kai)
2. Mengumpulkan buah beri langka di Gunung Alalak (14 Kai)
3. Menangkap perampok di hutan Moldova (25 Kai)
Tanpa pikir panjang, Blaze memilih misi ketiga.
"Aku pilih ini saja," katanya sambil menyerahkan kertas misi ke petugas.
"Baik. Misi ini kini tercatat atas namamu. Selamat berjuang," jawab petugas itu.
"Boleh aku tahu namamu?" tanya Blaze.
"Namaku Akuta."
"Senang bertemu denganmu, Akuta. Aku Blaze."
"Semoga sukses, Tuan Blaze."
Blaze pun menuju hutan Moldova. Di tengah hutan, ia disergap lima orang perampok.
"Serahkan barangmu jika tak ingin mati!" ancam salah satu perampok.
"Bagaimana kalau aku menolak?" jawab Blaze tenang.
"Kau cari mati rupanya! Rasakan ini! Elemen tanaman: Ligamen Plantae!"
Akar-akar keluar dari tanah mencoba mengikat Blaze. Namun Blaze tak tinggal diam.
"Elemen api: Area Fire!"
Ledakan api membakar akar-akar itu dan membuat para perampok terpental. Dalam sekejap, Blaze mengalahkan dan menangkap mereka.
Dengan sisa 2 Kai, ia menyewa kereta kuda untuk kembali ke Guild. Sesampainya di sana, ia menyerahkan para perampok kepada pihak administrasi.
"Permisi, aku ingin menyerahkan para perampok ini."
"Wah, Anda berhasil! Terima kasih banyak. Ini imbalannya."
Blaze pun menerima 25 Kai sebagai imbalan atas misi pertamanya. Dengan wajah puas dan semangat membara, ia pun melangkah keluar dari Guild, memulai perjalanan panjangnya sebagai seorang petualang sejati.