Bab 74 – Permainan Tahta: Pemilihan Presiden Nigeria
Pemilihan presiden Nigeria berubah dari sekadar ajang demokrasi menjadi tontonan global penuh strategi, drama, dan intrik halus. Di balik layar, tiga keluarga penguasa dunia—Bosch, Nava, dan Melon—bertarung, bukan untuk kemenangan, melainkan untuk hiburan dan dominasi simbolik. Mereka tahu: siapa pun yang menang, kekuasaan tetap berada di tangan mereka.
1. Tiga Calon Boneka dengan Tiga Gaya
Kandidat Bosch tampil tenang dan penuh wibawa. Mantan akademisi yang didandani seperti negarawan masa depan. Retorikanya bijak, namun tidak terlalu keras. Ia menghindari konflik dan menekankan stabilitas dan teknologi berbasis Afrika—suatu naskah yang ditulis para ahli strategi Bosch.
Kandidat Nava lebih muda dan enerjik. Ia tampil seperti tokoh perubahan, mengusung "revolusi digital" dan transparansi pemerintahan dengan teknologi blockchain. Dukungan massif Bitplay membuatnya viral, bahkan tanpa ia benar-benar berbicara banyak. Wajahnya cukup untuk mencuri suara pemuda perkotaan.
Kandidat Melon tampil glamor dan religius. Ia sering muncul bersama tokoh-tokoh agama dan kampanye lewat media tradisional dan kultus budaya Yahudi-Amerika tentang keselamatan melalui tatanan ekonomi baru. Warga tua menyukainya. Televisi dikuasai Melon.
2. Drama dan Hiburan
Debat kandidat bukan lagi soal ide, tapi konten viral. Kandidat Nava menari di atas panggung saat ditanya soal inflasi. Kandidat Bosch menanggapi dengan puisi. Kandidat Melon tiba-tiba membaca doa panjang di akhir sesi, memancing standing ovation dari sebagian penonton.
Setiap minggu, pendukung masing-masing membuat meme battle, video parodi, dan merchandise lucu. Bahkan, ada game simulasi di Bitplay yang memungkinkan pengguna "memainkan" versi digital para kandidat.
3. Sebenarnya, Mereka Tertawa
Di balik layar, ketiga keluarga utama—Bosch, Nava, dan Melon—sesekali berkumpul secara pribadi. Mereka menonton siaran kampanye dengan anggur mahal dan tertawa kecil.
> "Siapa pun yang menang, Afrika bagian barat sudah terkunci," ujar Arvid Nava sambil mengangkat gelasnya.
"Selama mereka tetap saling menyeimbangkan, kita hanya perlu memastikan drama tetap hidup," tambah perwakilan keluarga Bosch.
"Aku cuma berharap kandidatku menang di polling Bitplay minggu ini. Biar dapat trending global," sahut anggota muda keluarga Melon.
4. Aliansi Tak Tertandingi
Di tingkat operasional, ketiganya sudah menyepakati pembagian wilayah pengaruh, kontrak energi, konsesi data digital, dan jaringan logistik. Pemilu ini hanyalah sirkus politik yang memberi rasa keterlibatan pada publik, namun semua keputusan penting—termasuk undang-undang teknologi dan hubungan luar negeri—sudah disepakati bersama.
5. Penutup Babak
Dunia menyaksikan dengan bingung tapi terhibur. Sebagian kritikus menyerukan bahwa demokrasi di Nigeria telah berubah menjadi "teater korporat." Tapi sebagian besar rakyat, tanpa pilihan lain, ikut menari dalam arus besar kekuatan tak terlihat.
Dan hasil pemilu? Belum diumumkan.
Karena bagi para penguasa sebenarnya, tidak penting siapa yang duduk di kursi presiden. Yang penting adalah siapa yang menulis naskah di balik layar.
> Mau lanjut dengan hasil pemilihan atau munculnya faksi yang ingin merusak aliansi tiga keluarga?