Cherreads

Chapter 66 - Bab 66 – Bangkitnya China: Dunia Tanpa Bitwhale

Bab 66 – Bangkitnya China: Dunia Tanpa Bitwhale

Sementara dunia terperangkap dalam ekosistem digital Bitwhale, China justru menjadi anomali. Sejak awal kemunculan Bitwhale, pemerintah China telah memblokir akses penuh terhadap semua produk Bitwhale, termasuk BitPlay, BitMusic, BitToken, dan Red Queen AI.

Langkah ini semula dipandang kaku dan represif oleh masyarakat dunia barat. Namun, keputusan tersebut terbukti menjadi tameng besar yang menyelamatkan populasi China dari ketergantungan total terhadap Bitwhale.

Dengan ekosistem digital barat tertutup, China mulai menciptakan dunianya sendiri—dan salah satu perusahaan yang paling cepat memanfaatkan celah ini adalah Bytedance.

Douyin: Cermin dari BitShort

Bytedance meluncurkan Douyin, sebuah platform video pendek yang dengan cepat meniru segala fitur dari BitShort, bahkan beberapa langkah lebih jauh. Alih-alih hanya meniru, mereka memperbaiki, menyesuaikan, dan mengadaptasi seluruh mekanisme video pendek agar sesuai dengan karakteristik budaya Tiongkok.

Lahir dari pengamatan terhadap algoritma BitShort, Douyin memiliki:

Sistem rekomendasi berbasis preferensi regional,

Penggabungan e-commerce langsung dalam video,

Dukungan kreator lokal dan insentif besar dari pemerintah,

Jaringan distribusi konten super cepat dengan server khusus dalam negeri.

Bytedance lalu memperluas pengaruhnya secara internasional dengan nama lain: TikTok.

Ledakan Industri Tiruan Bitwhale

Melihat keberhasilan Douyin, ratusan perusahaan Tiongkok mulai meniru seluruh produk Bitwhale:

Versi lokal BitPlay muncul dengan nama-nama seperti YinVideo dan PlayPlusCN.

BitMusic ditiru menjadi SoundRiver dengan integrasi penuh ke dalam aplikasi chatting Tiongkok.

Red Queen AI dijadikan referensi untuk proyek pemerintah yang diberi nama DragonCore.

Ekosistem ini bukan hanya mandiri, tapi juga mulai mengekspor balik teknologinya ke Asia Tenggara, Afrika, bahkan Amerika Latin.

Ejekan dari Barat

Ketika dunia barat melihat kebangkitan Douyin dan ratusan klon Bitwhale dari China, muncul gelombang kritik dan ejekan:

> Influencer AS: "Oh great, China just bootlegged Bitwhale. Again."

Jurnalis Eropa: "Douyin is a glorified copy-paste of BitShort, but somehow it works better in their system. Scary."

Media barat menyebut langkah China ini sebagai "kreatif tanpa orisinalitas," menyindir bahwa mereka hanya bisa meniru, bukan mencipta. Namun seiring waktu, opini ini mulai bergeser.

> Analis Teknologi: "Mereka mungkin meniru, tapi mereka meniru dengan sempurna. Dan di dunia yang sudah terlalu dalam dikendalikan Bitwhale, satu-satunya wilayah yang bebas adalah yang mampu membuat versinya sendiri."

Celah di Dunia Terkunci

Ironisnya, ketika negara-negara demokratis mulai berbicara tentang kebebasan digital, mereka justru lebih terjebak dalam penjara algoritma Bitwhale. Sementara itu, negara tertutup seperti China, Rusia, dan Korea Utara, dengan sistemnya yang dikontrol ketat, justru bebas dari kendali Bitwhale karena menolak membukakan pintu dari awal.

Milim, Arvid, dan Wiliam menyadari hal ini dengan cengiran kecil saat menonton berita dari layar besar di kantor pusat Bitwhale.

> Milim (tertawa): "Mereka memboikot kita, tapi mereka tetap pakai produk tiruan kita. Dunia memang lucu."

> Arvid: "Pada akhirnya, kita tetap yang mengatur standar. Bahkan tiruan pun masih mengikuti cetakan kita."

Bitwhale mungkin tidak bisa menembus China. Tapi dunia luar? Mereka sudah dalam genggaman.

---

More Chapters