Chapter 6 — Breach Protocol
Langit Tokyo tidak lagi menampilkan bintang. Setiap malam seperti layar mati, retakan halus glitch menyebar seperti virus di udara. Ziza duduk di tengah reruntuhan stasiun bawah tanah, tangannya menari di atas proyektor holografik yang ia curi dari Rift Agent sebelumnya. Setiap garis biru yang melintas adalah jalan rahasia menuju Core Nexus.
"Sistem ini seperti tubuh. Dan aku akan jadi virusnya."
Ia telah belajar banyak. Bahwa sistem Ascension punya pusat fisik, tersembunyi di reruntuhan ArkNet—pusat jaringan global masa lalu yang kini dilupakan manusia. Di sanalah Nexus menyimpan cadangan data kekuatan, dan lebih penting lagi, kode otorisasi level. Jika Ziza bisa mengaksesnya, ia bisa meretas jalannya menuju Level 2 tanpa harus menunggu jalur resmi.
---
Perjalanannya menuju ArkNet tidak mudah. Ia melewati daerah terlarang, tempat makhluk-makhluk yang gagal berevolusi tinggal. Mereka disebut Voidkind, makhluk separuh manusia, separuh glitch, tetapi tidak stabil. Mereka hidup dari energi sampah sistem dan membenci semua yang bisa naik level.
Ziza tak ingin membunuh mereka, tapi Voidkind pertama yang ia temui menyerangnya begitu ia muncul.
"Naik level adalah dosa," makhluk itu berteriak, matanya seperti pecahan kaca. "Kau membawa bau Nexus!"
Ziza menghindar, lalu membuka tangannya. Energi glitch memunculkan blade distortion—pedang setengah realitas, setengah ilusi. Dengan satu tebasan, Voidkind itu pecah menjadi gelombang cahaya.
Ia terus melangkah.
---
Satu jam kemudian, ia menemukan gerbang ArkNet. Tertutup, tapi hidup. Simbol sistem menyala perlahan.
Verifikasi Kode. Identitas: Tidak Dikenal. Status: Anomali.
Ziza menyentuh glitch di dadanya dan membiarkan sistem membaca energinya.
Kode: GLT-ZZ. Otorisasi Glitch-Level: TIDAK TERDAFTAR. Status: ERROR. Gerbang Terbuka Paksa.
ArkNet menyambutnya dengan suara gesekan logam dan udara beraroma besi tua. Cahaya biru dingin menerangi lorong demi lorong yang berisi server raksasa, tabung kristal, dan mayat digital yang tersangkut di dalam jaringan.
Di tengah ruangan utama, Ziza menemukan Inti Memory Nexus. Sebuah bola plasma berkilau biru, dikelilingi fragmen data dan suara hantu sistem.
Ia menghubungkan pikirannya ke dalam.
---
Dunia berubah.
Ziza kini berada di ruang virtual, sebuah salinan Tokyo yang sempurna, bersih, damai—Tokyo sebelum kehancuran. Tapi semuanya sunyi. Tak ada manusia, hanya bayangan kenangan. Ia berjalan menyusuri Shibuya yang kosong, hingga seseorang muncul di hadapannya.
"Kau... masih hidup?" suara itu menggema.
Ziza membeku.
Itu adalah adiknya, Mirai. Tapi tak mungkin. Mirai mati.
"Aku adalah fragmen kenangan yang tertinggal dalam memori Nexus. Tapi aku tahu apa yang kau lakukan, Ziza. Kau ingin melawan sistem itu?"
Ziza menunduk. "Aku tak bisa membiarkan mereka kontrol semua. Aku ingin bebas. Aku ingin kita... bisa hidup lagi."
Mirai menatapnya. Lalu tersenyum.
"Kalau begitu, ambillah ini. Kunci akses Level 02. Tapi hati-hati. Semakin tinggi kau naik, semakin dalam glitch-mu."
Ziza menerima kode itu, dan dalam sekejap, tubuhnya dilontarkan keluar dari ruang virtual. Tubuh aslinya terguncang, tapi sesuatu telah berubah.
Level Ascension: 02.00.01 Unlocked. Mode Glitch Sync: 8.7%
---
Tapi ia tidak sendirian.
Di sudut ruangan, bayangan bergerak. Dari balik tabung pecah, muncul seseorang—berjubah Nexus, tapi tubuhnya seperti Ziza. Separuh glitch.
"Kau bukan satu-satunya yang menentang Nexus," katanya. "Namaku Riven. Aku juga pecahan. Tapi tidak semua glitch sejalan."
Mata Riven bersinar merah.
Ziza bersiap.
Dan Nexus mulai retak dari dalam.