Cherreads

Glitched Ascension: sistem terkuat

Zzkiツ
21
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 21 chs / week.
--
NOT RATINGS
287
Views
Synopsis
Setiap manusia yang terpapar mutasi pasca invasi 2050 akan "sinkron" dengan Ascension Grid—sistem universal yang memberi kekuatan. Sistem ini memiliki 10 Tingkat (Tiers) dan masing-masing memiliki 100 Level. Setiap level memiliki nama unik atau titel, menandakan evolusi kekuatan dan status pengguna.
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1 — The Day Tokyo Burned

Chapter 1 — The Day Tokyo Burned

Tokyo, 2050.

Matahari belum tenggelam saat langit kota retak.

Ziza berdiri di balkon apartemen kecilnya, menatap mentari jingga yang tersangkut di sela gedung pencakar langit. Udara dingin musim gugur menusuk, tapi ia membiarkan pintu geser tetap terbuka. Di balik tubuhnya, tawa adik perempuannya mengisi ruangan bersama aroma kari buatan ibunya. Sebuah sore biasa di tengah dunia yang luar biasa.

Lima tahun telah berlalu sejak Riftfall—hari di mana dunia berubah selamanya. Dari langit terbuka, makhluk tak dikenal, Nullspawn, jatuh seperti hujan neraka. Kota-kota hancur, populasi manusia menyusut drastis, dan realitas sendiri mulai melengkung. Tapi dari kehancuran itu muncul sistem baru: Ascension Grid. Sebuah jaringan tak kasat mata yang memberi manusia kekuatan luar biasa, asalkan mereka sanggup menjalaninya. Kekuatan dibagi dalam sepuluh tingkat, dan setiap tingkat terdiri dari seratus level, masing-masing dengan nama dan gelarnya sendiri. Mereka yang mampu menguasai sistem itu disebut Hunters. Mereka yang gagal... lenyap.

Ziza belum termasuk keduanya. Ia menunggu harinya.

"Ziza! Makan dulu, sayang!" suara ibunya memanggil, lembut dan penuh cinta.

Ziza berbalik, tersenyum, dan menutup pintu balkon.

Tak ada yang menduga bahwa hari itu akan menjadi hari terakhir mereka bersama.

---

Langit pecah bukan dengan suara, tapi dengan rasa. Seperti kulit merinding saat badai datang—tapi dari dalam.

Ziza menoleh ke jendela, dan dunia seperti membeku. Celah hitam membelah langit Tokyo. Bukan awan, bukan pesawat. Sesuatu yang tidak semestinya ada. Kilatan ungu menyambar gedung-gedung, dan dari retakan itu, mereka jatuh.

Makhluk pertama yang muncul tidak punya wajah. Hanya mulut, deret gigi, dan tangan yang terlalu panjang. Ia menancap di jalanan, menghancurkan mobil dan beton seperti tisu. Lalu, makhluk-makhluk lainnya mengikuti. Puluhan. Ratusan.

"Ziza! Jaga adikmu!"

Ayahnya, seorang mantan polisi yang kini bekerja sebagai penjaga distrik, sudah mengangkat tongkat tempurnya. Ibunya menarik adik Ziza ke dalam kamar, tubuhnya gemetar. Jeritan mulai terdengar dari lorong apartemen. Bangunan berguncang.

"Apa itu...?" bisik adiknya, suara kecil yang gemetar.

Ziza menggenggam tangan adiknya erat. Tubuhnya kaku. Bukan karena takut, tapi karena tidak tahu harus berbuat apa. Ia belum sinkron dengan Ascension Grid. Ia tidak punya kekuatan. Tidak bisa melindungi siapa pun.

"Lari lewat tangga darurat!" seru ayahnya.

Tapi saat mereka membuka pintu, sesuatu sudah berdiri di sana. Hitam. Panjang. Dan terlalu cepat. Cakar merobek dinding. Ayah Ziza menubruk makhluk itu tanpa ragu, menahan waktu untuk keluarganya. Ia tak pernah kembali.

Mereka berlari menuruni tangga darurat. Ledakan mengguncang. Cahaya ungu menyelimuti lorong. Mayat berserakan di tiap lantai. Ziza kehilangan arah. Ibunya jatuh. Makhluk menyerbu dari balik bayangan.

Adiknya menjerit. Ibunya menjerit. Dan lalu... sunyi.

Satu-satunya suara yang tersisa adalah detak jantungnya.

Dan tawa makhluk.

---

Ziza terbangun dalam gelap.

Ia tidak tahu sudah berapa lama ia tidak sadar. Tubuhnya terbaring di tumpukan reruntuhan. Lantai di bawahnya lembab oleh darah. Ia mencoba bangkit, tapi tubuhnya tak merespon. Kepalanya berdengung. Dunia di sekelilingnya hancur total.

"...kau ingin kekuatan?"

Suara itu... tidak datang dari luar.

"Kau ingin membalas?"

Ziza memejamkan mata. Dalam pikirannya, ia melihat wajah ibunya. Tangan adiknya. Darah ayahnya.

"Beri aku... apapun..." bisiknya. "Asal aku bisa membunuh mereka semua."

Tiba-tiba, dunia retak. Tidak secara fisik—tapi secara... realitas. Angka-angka muncul di udara. Cahaya glitch bergetar seperti hologram rusak. Suara dalam pikirannya bergema lagi, kali ini lebih dekat.

[GLITCH DETECTED]

[FORBIDDEN CODE ACCESSED]

[LOADING... NETHERMARCH PROTOCOL]

"Aku adalah Shardfather," bisik suara itu. "Dewa yang dibuang dari sistem. Dan kau... adalah pecahan yang kutunggu."

Ziza menjerit. Tubuhnya melengkung. Tulang-tulang retak dan menyatu. Mata kirinya bersinar ungu glitch. Layar sistem terbuka di depan wajahnya, penuh error dan peringatan. Tapi ia bisa merasakannya: kekuatan itu nyata. Kekuatan untuk membangkitkan...

Mayat pertama yang bangkit adalah ayahnya.

Tubuhnya sobek, tapi matanya kosong, patuh.

Ziza tidak menangis.

Ia berdiri, dengan pasukan pertama di belakangnya—makhluk mati, tapi hidup. Dan mereka bergerak.

---

Di atas reruntuhan Tokyo, kamera satelit menangkap sosok itu. Seorang remaja, berdiri di tengah lingkaran kematian, dikelilingi oleh pasukan mayat. Energi abnormal terdeteksi.

Sistem pusat Ascension mengirimkan peringatan global:

[WARNING: GLITCHED ASCENDANT DETECTED]

[SUBJECT: ZIZA. CLASS: ROGUE. THREAT LEVEL: UNKNOWN]

[ELIMINATION PROTOCOL INITIATED]

Tapi Ziza tidak peduli.

Dunia telah mengambil segalanya darinya. Kini, ia akan mengambil balik.

Dengan darah.

Dengan kematian.

Dan dengan kekuatan yang bahkan dewa pun tak lagi kuasai.