Tiga minggu telah berlalu sejak langit terbakar di Lembah Silara. Nama Vilma sudah menjadi bisikan ketakutan di antara prajurit dan pemburu bayaran. Tapi tidak ada yang tahu bahwa sosok yang mereka cari kini berjalan pelan di antara keramaian Kota Zilerra—sebuah kota petualang, tempat di mana ras, profesi, dan rahasia bercampur seperti asap di udara.
Dengan jubah cokelat lusuh yang menutupi tubuhnya, serta kacamata hitam tebal untuk menyembunyikan mata kuning ber-pupil lima miliknya, Vilma kini dikenal dengan nama palsu: Mira.
Ia menyewa kamar kecil di penginapan tua, bekerja sebagai pembantu dapur di kedai petualang, dan tidur setiap malam dengan belati tersembunyi di bawah bantal. Satu hal yang tidak dia lepaskan adalah: kalung bersisik perak, hadiah dari ayahnya.
---
Di pasar, Vilma belajar menawar. Di dapur, ia belajar memasak. Tapi lebih dari segalanya, ia belajar mengenali manusia dari sisi lain—petualang yang tertawa meski lapar, pedagang yang curang tapi penuh kasih pada keluarganya, anak-anak yang bermain sambil berceloteh soal mimpi besar.
Dan perlahan… Vilma merasa aneh. Darah naganya marah, tapi hatinya… ragu.
"Apa mungkin… tidak semua manusia sekejam mereka yang memburuku?" pikirnya, menatap sepasang kakak adik kecil yang membagi roti dengan seekor anjing jalanan.
Namun masa tenangnya tak bertahan lama.
---
Suatu malam, saat ia mengantar makanan ke seorang petualang tua yang terluka, pria itu menatap tajam ke arahnya.
"Kau… bukan Mira, kan?" katanya pelan.
Vilma membeku.
"Aku pernah melihat mata seperti itu… dulu, di langit Silara. Matamu… itu mata naga."
Vilma bersiap kabur, tapi pria itu hanya tertawa pelan.
"Tenang. Aku tidak akan menyerahkanmu. Lagipula… apa salahmu selain ingin bertahan hidup?"
Vilma menatapnya, bingung. Untuk pertama kalinya, seseorang tahu siapa dia… dan tidak takut.
---
Di sisi lain kota, Kapten Kael sudah mencium jejak sihir naga. Ia berjalan menyusuri gang sempit, tersenyum.
"Kau bisa menutupi mata itu, menyembunyikan sayap, dan memakai nama palsu… Tapi nyala api sepertimu, Vilma… tak pernah benar-benar padam."
Dan dari kejauhan, Komandan Elreth mulai mengerahkan pemburu bayaran untuk menyisir kota.
---