Setelah kemenangan tak terduga di ujian masuk, Li Shen dibawa bersama lima kandidat terpilih lainnya ke markas Sekte Langit Dingin. Gunung tinggi, kabut suci, dan bangunan menjulang seperti surga di atas awan menjadi tempat tinggal barunya.
Tapi sesampainya di sana…
INI KAMARKU?
Li Shen memandangi pondok kecil reot di pinggir jurang. Atapnya bocor, pintunya copot satu engsel, dan—yang paling parah—ada sarang lebah di dalamnya.
[Sistem: Lokasi Pemula. Tempat kultivasi rendah, tapi cocok untuk perkembangan karakter.]
Apa maksudmu perkembangan karakter? Aku mau perkembangan kenyamanan!
Namun, belum sempat ia protes lebih lanjut, bel pelatihan berbunyi. Semua murid baru dikumpulkan di lapangan utama, di mana seorang lelaki tua dengan jubah kelabu berdiri dengan aura yang tenang namun menekan.
Aku adalah Tetua Bai, penanggung jawab pelatihan murid baru.
Mata Tetua Bai menyapu para murid. Aku tidak peduli siapa kalian sebelumnya. Di sini, kalian semua adalah semut. Dan hanya yang gigih yang akan bertahan.
Di tengah sambutan serius itu, Li Shen justru mengintip ke arah dapur sekte.
...Itu bau sup rebung ya? Lumayan buat sarapan.
Tetua Bai melanjutkan, Latihan pertama: Jalur Batu Neraka. Siapa yang gagal mencapai puncak sebelum matahari terbenam… keluar dari sekte!
Mata semua murid melebar. Jalur Batu Neraka? Itu legenda. Ratusan anak tangga curam menanjak ke puncak menara qi, dipenuhi jebakan spiritual dan formasi tekanan.
Li Shen menelan ludah.
[Misi Sistem: Selesaikan Jalur Batu Neraka. Bonus: +1 Level Qi Condensation dan Hadiah Acak.]
Setidaknya sekarang hadiahnya lumayan… gumamnya.
Tapi ketika dia melangkah ke batu pertama, seketika gravitasi meningkat tiga kali lipat. Ototnya gemetar.
Dan dari belakang terdengar suara, Hati-hati, anak ayam.
Seorang murid tinggi dengan wajah tampan dan sikap sombong berdiri dengan tangan bersilang.
Namaku Han Yue. Aku tak sabar melihatmu jatuh seperti ayam kehilangan sayapnya.
Li Shen menghela napas panjang.
Kenapa setiap dunia kultivasi selalu ada si tampan sombong begini…