Cherreads

Chapter 3 - CHAPTER 03 BELI HP BARU

POV Orang Ketiga

Setelah peristiwa salah posting foto telanjang istrinya, kini Athariq menjadi sering merasa gelisah dan ketakutan. Karena orang yang mengancam dirinya ternyata mengenal Ghaidaq dan keluarganya di Indonesia, dan kini terus memaksanya meminta foto - foto lain dari istrinya itu. Meskipun Athariq paham jika semakin banyak dia memberikan foto Ghaidaq, semakin sulit juga dia lolos dari jeratan si pengancam dan semakin sulit pula dirinya berkilah kepada Ghaidaq jika itu adalah foto editan orang itu saja. Dan karena foto itu foto asli yang Ghaidaq berikan kepada suaminya, tentu jika sampai orang lain menunjukkan balik foto telanjang tersebut kepada Ghaidaq, jelas Athariq tidak akan bisa berkilah dengan alasan itu foto editan orang jahil, karena Ghaidaq pasti tahu dan ingat bahwa foto telanjang tersebut adalah benar foto dirinya ketika berselfie telanjang untuk suaminya.

Alasan itu foto editan orang jahil, tentu akan ditolak mentah - mentah oleh Ghaidaq. Dan yang ditakutkan adalah jika sampai Ghaidaq minta cerai kepada dirinya, karena meskipun dalam angan - angan seksnya Athariq ingin melihat Ghaidaq bercinta dengan laki - laki lain seperti difilm - film yang dia sukai, namun dia tidak mau jika harus sampai kehilangan Ghaidaq, karena begitu besar rasa cintanya. Keadaan sulit semakin menerpa Athariq, karena bisa saja sewaktu - waktu orang itu bisa bertemu dengan Ghaidaq untuk menyampaikan semuanya ini. Apalagi tinggal sebentar lagi dia akan kembali pulang kepada istrinya. Dalam tiga bulan sebelum kepulangannya, beberapa kali Athariq mengirimkan foto seksi istrinya kepada si pengancam. Dan ketika Ghaidaq menolak, Athariq pun mengscreen shoot pesan Ghaidaq yang terus menolak permintaannya, sebagai bukti kepada si pengancam bahwa dia gagal mendapatkan foto yang diinginkannya.

Singkat cerita, waktu kepulangannya kini sudah tiba. 22 Desember 2016, Athariq sudah berada di Bandara Soekarno - Hatta, dan kedatangannya pun disambut oleh orang tuanya bersama Ghaidaq istri tercintanya itu. Namun ketika bertemu dengan istrinya, selain rasa bahagia melepas rindu, dia juga merasa was - was karena takutnya orang misterius yang mengancamnya itu telah memberikan foto ancamannya kepada Ghaidaq. Akan tetapi, melihat gelagat istrinya yang normal dan biasa saja serta masih dengan senyuman manisnya ketika bertemu kembali dengannya, Athariq yakin kalau orang itu belum sampai bertemu Ghaidaq sejauh ini.

Athariq : "Assalamualaikum... Pak... Bu...", sapa dan salam Athariq kepada kedua orang tuanya.

Setelah mencium tangan kedua tangan orang tuanya, barulah Athariq mengarahkan pandangannya kembali kepada Ghaidaq dengan mata berlinangnya.

Athariq : "Assalamualaikum... Mas kangen sayang...", ucap Athariq yang langsung memeluk Ghaidaq saat itu juga.

Ghaidaq : "Adek juga kangen banget Mas...", balas Ghaidaq yang juga membalas erat pelukan suaminya itu di Bandara.

POV Athariq

Petang ini, aku sudah sampai dirumah orang tuanya Ghaidaq. Karena memang rumah baru kami belum seratus persen rampung, jadi masih belum siap huni. Sehingga akupun kembali pulang kerumah milik orang tua Ghaidaq. Jika kalian bertanya kenapa aku tidak tinggal dirumah orang tuaku, tentu jawabannya adalah karena rumah orangtuaku yang memang begitu sempit, karena sudah kubilang diawal, bahwa keluargaku berasal dari keluarga yang serba kekurangan. Meskipun ketika aku kembali merantau, orang tuaku bisa merenovasi rumahnya, namun hanya struktur bangunannya saja yang diperbaiki dan diperkokoh, bukan diperluas ukuran rumahnya. Karena memang mereka lebih menyukai ukuran rumah yang minimalis dengan alasan mudah dibersihkan. Serta karena mereka kini hanya tinggal berdua saja, karena memang aku adalah anak satu - satunya dan kini telah menikah. Kembali kesaat ini, aku sedang berada diruang tamu mengobrol dengan keluarga Ghaidaq. Disana ada ayah dan ibunya, serta kakak iparnya Alkhalifi. Namun tak kulihat kakak kandungnya, yakni Kak Daniyah. Panjang lebar aku menceritakan pengalamanku kepada mereka, tak lupa juga aku menyiapkan oleh - oleh dari perantauanku untuk diberikan kepada para tetangga dan sanak saudara dari orang tua Ghaidaq.

Malamnya, aku akhirnya hanya tinggal berdua didalam kamar bersama istriku. Dan aku belum berani membuka percakapanku dengannya, karena aku takut kalau Ghaidaq sudah dapat kabar dari si pengancam itu.

Ghaidaq : "Mas, kok kamu melamun terus…? Banyak diamnya dari tadi. Ada apa...?", tiba - tiba tanya Ghaidaq padaku.

Athariq : "Eh, enggak Dek. Mungkin karena kecapean aja, jetlag kalo kata orang - orang mah, hehe...", jawabku berkilah.

Padahal aku sedang gelisah memikirkan si pengancam itu.

Ghaidaq : "Oh ya Mas, Adek boleh tanya sesuatu gak...?", tanya Ghaidaq.

Athariq : "Deggghh…", aku kaget mendengarnya. Aku takut dia akan membahas si pengancam itu. "Apa Dek...?", tanyaku sekenanya.

Ghaidaq : "Emm... anu... akhir - akhir ini, kenapa kamu sering meminta foto aneh - aneh dariku...?", tanyanya.

Benar saja ternyata dia mengarah kepembahasan foto itu.

Athariq : "Gak tau atuh Dek, mungkin karena Mas terlalu kangen aja sama Adek.", jawabku terhadap pertanyaan Ghaidaq.

Ghaidaq : "Ya, gapapa sih sebenernya. Tapi ya Adek malu aja gituh, harus foto - foto begitu. Adek yang ngelihat foto Adek sendiri aja malu sendiri. Diluar Adek guru yang selalu berhijab, tapi difoto malah gak pake baju coba.", jelasnya.

Athariq : "Iya, maafin Mas. Sepertinya Mas gak bisa membendung nafsu Mas...", jawabku.

Lalu istriku tiba - tiba memelukku dan berkata :

Ghaidaq : "Maafkan istrimu ini Mas, yang gak bisa melayanimu selama dua tahun ini.", ucapnya yang membuatku terharu.

Karena dia bilang seperti itu sambil memeluk erat tubuhku. Akupun membalas pelukannya karena merasakan rasa cintanya sepertinya sangat besar terhadapku. Namun dalam peluknya, aku merasa sangat berdosa karena sudah melakukan hal fatal, kesalahan besar karena telah membagi aurat istriku kepada orang lain. Padahal istriku sendiri sangat menjaga sekali auratnya, bahkan saat ini saja, dia masih mengenakan jilbabnya dikamar ketika bersamaku. Karena didalam rumah ini, dia selalu mengenakan pakaian tertutup dan berhijab, karena dirumah ini ada lelaki lain yang bukan mahramnya, yakni Alkhalifi, kakak iparnya.

Athariq : "Oh iya Dek, kak Daniyah kemana. Kok gak ada kumpul tadi diruang tamu...?", tanyaku mencairkan suasana.

Ghaidaq : "Katanya nginep dirumah temennya, temennya lagi persiapan nikah katanya.", kata Ghaidaq padaku.

Karena masih kelelahan akibat perjalanan panjangku, tak lama setelah itu, aku segera tertidur. Begitu juga istriku, dia tidur disampingku sambil memelukku. Dan tentu saja kini dia sudah melepas jilbabnya. Kupandang wajah manisnya ketika dia tertidur, dan aku minta maaf padanya.

Athariq : "Maafin Mas Dek...", ucapku kepadanya yang kukira sudah tidur.

Ghaidaq : "Maaf buat apa Mas...?", jawabnya yang ternyata belum tertidur.

Untung saja aku tidak kelepasan berbicara.

Athariq : "Gakpapa Dek. Selamat bobok...", jawabku kembali.

Lalu kami berdua pun tidur malam itu.

POV Orang Ketiga

Jam 3 dinihari, alarm HP Athariq berbunyi. Athariq pun lebih duluan bangun ketimbang istrinya Ghaidaq. Langsung saja dia raih HP nya yang dia simpan didekatnya itu. Seketika dia mematikan alarm yang masih terus berbunyi, dan langsung terlihatlah ada chat WA dari orang yang mengancam Athariq selama tiga bulan terakhir ini.

Pengancam Misterius : Bro... Lho bilang mau balik ke Indo dari kemarin. Tapi belum ngabarin gue. Mana kirim foto istri Lho lagi...!!!

Begitulah isi pesan dari orang itu. Athariq merasa bersyukur karena dia yang lebih duluan bangun, namun akhirnya karena alarm yang terlalu lama tidak dimatikan tadi, membuat Ghaidaq pun ikut terbangun.

Athariq : "Gak bisa. Maaf sekarang aku sudah tinggal serumah dengan Ghaidaq. Jadi tidak ada alasan lagi untukku meminta foto seperti itu kepada Ghaidaq.", balas Athariq padanya.

Orang itupun kembali membalas pesan Athariq :

Pengancam Misterius : Dasar bego... Justru enak kalo udah serumah... bisa video atau foto sendiri...

Orang itupun memberi ide kepada Athariq :

Pengancam Misterius : Nanti pas dia mandi atau mau pake baju kan Lho bisa foto atau videoin buat gue. Bisa kan…?

Athariq : "Akan kucoba, tapi aku tidak janji.", balas Athariq kembali.

Pengancam Misterius : "Gue tunggu. Inget kan gue bisa aja sewaktu - waktu ngasih tahu istri Lho tentang foto bugil dia yang coba Lho sebar diforum!!!", kembali ancam orang itu.

Ancaman itu membuat Athariq kembali berfikir bagaimana caranya untuk mendapatkan foto istrinya kembali.

Beberapa saat kemudian, suara Azan Subuh berkumandang. Membuat Ghaidaq yang dari tadi terus buka tutup mata sambil tiduran tiba - tiba beranjak bangun.

Ghaidaq : "Aku mandi dulu ya Mas, sebelum berangkat ngajar biar aku bisa nyiapin dulu sarapan buat kamu.", ucap Ghaidaq.

Athariq : "Iya Dek. Makasih. Mas juga mau ambil wudhu.", jawab Athariq.

Setelah itu, Athariq sholat Subuh duluan, dan selepasnya dia langsung kembali berbaring diranjangnya. Karena masih merasa jetlag, serta masih pusing memikirkan cara untuk mendapatkan foto telanjang Ghaidaq. Pucuk dicinta ulampun tiba, bak dibantu oleh iblis, Ghaidaq yang selesai mandi langsung masuk kembali kekamar. Dia mulai mencari baju dilemarinya dan setelah menemukannya, dia mulai melepas handuk yang dia kenakan didepan lemari pakaiannya. Dengan segera, Athariq pun mengarahkan kamera Handphonenya kearah Ghaidaq yang masih bertelanjang hendak berpakaian.

Ghaidaq : "Eh, Mas... kamu fotoin aku ya...?", ucapan Ghaidaq mengagetkan Athariq.

Dia hampir terpergok, namun dengan cekatan tangannya langsung mengalihkan layer handphonenya ke aplikasi Youtube.

Athariq : "Enggak tuh, aku lagi nonton youtube.", jawab Athariq yang berkilah.

Ghaidaq : "Oh. Kirain. Kalo pengen lihatkan tinggal lihat udah sekamar, ngapain difoto lagi.", ujar Ghaidaq.

Athariq pun melanjutkan untuk mengirim foto hasil jepretannya kepada si pengancam.

Pengancam Misterius : "Bagus Bro, thanks... seksi banget si Ghaidaq.", balas orang itu.

Ghaidaq : "ASTAGHFIRULLAH... MAS…", Ghaidaq setengah tariak panik.

Dia jadi teringat pada handphonenya ketika melihat suaminya memainkan Handphone. Sejak kemarin dia sudah tak pernah memegang handphonenya lagi.

Athariq : "Ada apa Dek...? Bikin kaget saja.", ucap Athariq.

Ghaidaq : "Anu Mas. Hape Adek dimana Ya...??? Dari kemarin Adek gak inget sama sekali kalo Adek udah gak pegang Hape.", ujar Ghaidaq.

Athariq : "Lah, mana Mas tau. Kan Mas baru balik dari Jepang. Bukannya terakhir kali pas di Bandara kamu masih ngehubungi Mas pake Hapemu.", ujar Athariq.

Ghaidaq : "Lah iya ya. Apa di Tas ya...!?", kata Ghaidaq.

Ghaidaq pun setelah berpakaian, mencari HP nya kesana kemari. Namun tidak dapat ia temukan.

Ghaidaq : "Hapeku gak ada... Mas, beres sarapan. Nanti kamu coba cari dimobil yang kemarin dirental Ayah ya...! Sekarang coba telpon dong ke Hapeku!", pinta Ghaidaq.

Athariq : "Gak aktif Dek Hapenya. Iyadeh, nanti Mas cari.", jawab Athariq yang masih rebahan dikasurnya.

Ghaidaq : "Aku gak bisa bantu nyari, karena harus masuk pagi ngajar anak - anak.", sambung Ghaidaq.

Ghaidaq pun segera pergi ke dapur untuk memasak makanan untuk sarapan suaminya. Beberapa menit kemudian, Ghaidaq dan suaminya telah selesai makan berdua. Karena penghuni rumah yang lain, sepertinya masih dikamarnya masing - masing.

Ghaidaq : "Pokoknya harus ketemu Hapenya Mas. Di dalamnya masih ada foto - foto yang Adek kirim buat Mas dulu. Gimana kalo sampe ketemu sama orang jahat dan gak bertanggung jawab. Bisa bahaya kan foto Adek kalo sampe kesebar. Apa kata Ayah dan Ibu Adek nanti. Tolong ya... Cariinn...!!", rengek Ghaidaq kepada suaminya.

Athariq : "Iya Mas cari, tapi gak janji bisa ketemu. Soalnyakan gak tahu hilangnya dimana.", jawab suaminya.

Namun dilain sisi, Athariq merasa sedikit bersyukur karena jika memang Handphone istrinya hilang, dia punya alibi lain untuk berkilah kepada istrinya. Jika si pengancam tiba - tiba memberitahukan kepada Ghaidaq perihal foto yang sempat dia posting diforum terdahulu. Athariq jadi punya alasan jikalau yang menyebarkannya memang bukan dirinya, tetapi orang lain yang mungkin menemukan Handphone milik istrinya. Namun untuk memastikan foto - foto istrinya benar - benar aman. Dia tetap akan berusaha mencarinya. Dan tempat yang dia tuju pertama kalinya, ialah rental mobil tempat dimana mobil yang kemarin mereka pakai berada. Pagi - pagi sekali dia berangkat menuju kesana sesuai permintaan istrinya dan sementara Ghaidaq berangkat mengajar.

Singkat cerita, pada siang hari. Ghaidaq sudah pulang kerumahnya kembali selepas mengajar. Dia terus memikirkan tentang HP nya selama disekolahan, dia terus membayangkan hal - hal buruk yang mungkin terjadi jika sampai HP nya ditemukan orang lain dan fotonya tersebar.

Ghaidaq : "Assalamualaikum… Maaaasss... Mas Athariq...!!", ucap Ghaidaq yang memasuki rumahnya.

Daniyah : "Ada apa sih Daq, kok buru - buru begitu...!?", tanya Daniyah kakaknya yang melihat adiknya itu tergesa - gesa masuk kedalam rumah.

Ghaidaq : "Eh, Kakak. Gak ada apa - apa kok. Kangen aja sama suamiku. Hehe...", jawab Ghaidaq.

Daniyah : "Huuuhhh... dasar. Mentang - mentang baru ketemu lagi, jadi serasa pengantin baru ya... sekalian iket tuh si Athariqnya", ledek Daniyah kakaknya.

Ghaidaq : "Gapapa... suka - suka aku dong... Weeeeee...!!!", ucap Ghaidaq yang meledek kakaknya dengan menjulurkan lidah.

Lalu Ghaidaq pun langsung masuk ke kamar menemui suaminya.

Ghaidaq : "Gimana Mas...? Ketemu Hapenya…?", tanya Ghaidaq tergesa - gesa.

Athariq : "Gak ada sayang. Sudah Mas cari kesetiap celah - celah tempat didalam mobil. Tapi tetep gak ada. Ditelponpun masih gak aktif.", ujar Athariq.

Ghaidaq : "Adduh… gimana ya Mas... Adek kepikiran terus dari tadi, gimana kalo foto Adek kesebar loh. Huuuuu... hikss... hikkss... Gimana ini Mass... Hiks... hikkkssss...", ucap Ghaidaq yang langsung menangis karena Hapenya tidak ketemu.

Athariq : "Udah Dek, jangan nangis dong. Kalo gak aktif begitu, kan bisa saja Hapenya udah rusak melindas mobil dijalan, atau terinjak orang di Bandara. Jadi kalo sudah rusak, pastikan aman file di dalamnya juga. Jarang ada orang yang mau memperbaiki Hape yang rusak. Apalagi Hape hasil nemu dijalan.", jelas Suaminya.

Ghaidaq : "Tetep aja Adek takut Mas... hikss... hiks...", jawab Ghaidaq disisa tangisnya.

Athariq : "Udah jangan nangis, mending kita main yuk kerumah kita. Sambil mau tanya ke kontraktornya, berapa lama lagi rumah kita selesai. Hayu... udah jangan nangis lagi...", bujuk Suaminya ingin menghibur Ghaidaq.

Ghaidaq : "Hiks... hiksss...", Ghaidaq masih sesenggukan sisa menangis. Dan hanya menjawab ajakkan suaminya dengan anggukkan saja.

Diperjalanan, Athariq pun mencoba mengalihkan pikiran istrinya agar tidak terus menerus merasa takut karena HPnya yang hilang itu. Karena faktanya, Handphonenya berhasil Athariq temukan. Namun agar dia mempunyai alibi untuk mengelak dari tuduhan si pengancam nantinya, diapun merahasiakan kepada istrinya jikalau HPnya itu sudah dia temukan didalam mobil rental tersebut.

Athariq : "Dek, uang tabungan Mas kan masih gede. Uang buat bangun rumah juga udah lunas semua ke kontraktor. Gimana kalo kita berangkatkan orangtua kita Umroh...!?", ucap Athariq mengawali obrolan diatas motor kepada Istrinya.

Ghaidaq : "Hemm... Ikh kamu mah Mas. Aku lagi sedih malah ngasih kabar yang bahagia. Jadi belibetkan mood aku sekarang." ,jawab Ghaidaq.

Athariq : "Ya daripada kamu murung begitu terus. Mending kita melangkah maju membicarakan hal - hal baik untuk kedepannya, bukan???", jawab Athariq.

Ghaidaq : "Adek setuju sih. Asal Masnya ridho aja uangnya dipake buat berangkatin ortu Adek.", jawab Ghaidaq.

Athariq : "Yasudah pasti ikhlas, ridho, lillahi ta'ala atuh Dek. Orangtua kamu kan juga orang tuaku sekarang. Begitu juga orang tuaku, sudah menjadi orang tuamu sekarang. Kalo Adek setuju. Ya, nanti kita kasih tahu kepada mereka semua.", ujar Athariq.

Ghaidaq : "Iya Mas. Makasih ya sayangkuhhh...", jawab Ghaidaq sambil memeluk erat suaminya dari belakang.

Athariq : "Eh, jangan erat - erat meluknya. Hampir Mau jatoh ini motor barusan... parah kamu Dek...", ucap Athariq.

Ghaidaq : "Habisnya, aku gemes dan sayang sama kamu. Kamu emang suami idaman Mas…!", jawab Ghaidaq yang kembali terlihat ceria.

Sepertinya Ghaidaq sudah sedikit melupakan kekhawatiran nya mengenai Hapenya yang hilang. Namun dalam hati Athariq, dia berkata kepada istrinya itu :

Athariq : Aku suami yang jahat Dek. Aku telah memperlihatkan auratmu keorang lain. Mas telah menjerumuskanmu kejurang dosa Dek.

Beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai dirumah yang mereka impikan. Rumah pribadi yang akan mereka tempati dimasa depan. Kontraktor yang kebetulan sedang ada dilokasipun menghampiri mereka, dan menyapa mereka. Disitu Athariq menanyakan kapan pembangunan rumahnya rampung. Dan ternyata, rumahnya bisa rampung dalam waktu kurang dari seminggu.

Athariq : "Wah Dek. Udah mau selesai ternyata rumah kita. Gimana kalo kita langsung mulai beli furniture dan barang - barang keperluan untuk mengisi rumah kita nanti.", ucap Athariq mengajak Istrinya shopping.

Ghaidaq : "Adek sih terserah Mas. Kan uangnya uang Mas.", jawab Ghaidaq.

Athariq : "Ya, uang Mas uang kamu juga lah sayang. Tapi kalo uang istri, baru itu uang kamu, bukan uang suami. Hehehe...", ujar Athariq.

Ghaidaq : "Iya sayang...", ucap Ghaidaq sambil mencubit mesra suaminya.

Merekapun kini berangkat menuju ketoko furniture untuk belanja keperluan yang dimaksud tadi. Dan untuk sementara, semua pesanan yang mereka beli itu, di 'Keep' terlebih dahulu disetiap tokonya, dan minta diantar ketika nanti rumahnya sudah benar selesai dan siap huni.

SELANJUTNYA, Athariq menawari Ghaidaq untuk membeli HP baru. Namun Ghaidaq menolaknya, karena kebetulan tadi pagi ketika hendak pergi kesekolahan. Dia bertemu teman lamanya yang bernama Thayyibah. Sesuai cerita Ghaidaq, Thayyibah ingin menjual HPnya kepada Ghaidaq, untuk keperluan berobat ibunya yang sedang sakit. Mendengar hal itu, Athariq pun setuju untuk membeli Hape teman Ghaidaq itu, dan atau sekalian saja memberikan uang untuk berobat ibunya Thayyibah.

Sore hari, mereka sampai dikediaman Thayyibah, yang ditempuh selama 30 menit jika dari rumah baru mereka. Panjang lebar mereka berbincang tentang penyakit yang diderita ibunya Thayyibah. Dan setelahnya, Athariq pun hendak memberikan saja uang sejumlah yang Thayyibah perlukan untuk mengobati ibunya. Namun Thayyibah menolak, karena dia niatnya juga ingin menjual Handphone miliknya, bukan ingin mengemis meminta bantuan temannya itu.

Ghaidaq : "Yasudah, kalo begitu, aku beli saja Hape kamu dengan harga Handphone baru. Bukannya kamu bilang, Hpnya juga masih barukan, belum lama kamu beli. Gimana Mas…!!?", ucap Ghaidaq kepada Thayyibah dan meminta persetujuan suaminya.

Athariq : "Boleh Dek.", jawab Athariq.

Thayyibah : "Oh iya, tapi aku gak tau cara mereset HPnya. Jadi masih ada file dan aplikasi bekas kupakai di Hape itu. Ini Hapenya. Aku terima uangnya ya...!?", jelas Thayyibah kepada Ghaidaq.

Ghaidaq : "Gampang kalo urusan itu, nanti bisa ke konter dulu pulang dari sini.", jawab Ghaidaq.

Lalu Ghaidaq pun jadi membeli Hape itu, dan lalu pamit pergi bersama suaminya dari rumah Thayyibah. NAMUN, ketika hendak mampir dulu mencari konter untuk mereset HP milik Thayyibah itu, hujan deras keburu turun. Sehingga mereka yang tidak membawa jas hujan didalam motor, akhirnya memaksakan terus melanjutkan perjalanan pulang langsung kerumah. Dan hampir Maghrib, mereka baru sampai dirumah orang tua Ghaidaq. Athariq pun langsung bergegas mandi karena basah kuyup. Sementara Ghaidaq, sebelum dia mandi, pergi dahulu kedapur untuk membuatkan minuman hangat untuk suaminya.

Tak berselang lama, Athariq selesai mandi, dan dia langsung duduk diruang tamu untuk menyeruput wedang jahe yang dibuatkan istrinya itu. Tiba - tiba Alkhalifi datang menghampirinya dengan sudah mengenakan sarung dan peci :

Alkhalifi : "Riq, Bu Dariah ngundang kamu sama Ayah buat selametan dirumahnya ba'da Maghrib. Ayo segera siap - siap…!!", ucap Alkhalifi kepada adik iparnya itu.

Athariq : "Oh, iya Kak Alkhalifi. Maaf baru tahu. Kalo gitu aku mau siap - siap dulu.", ucap Athariq yang beranjak pergi ke kamarnya.

Alkhalifi : "Aku tunggu diteras sama Ayah ya Riq... !!", ucap Alkhalifi.

Tak lama kemudian, Athariq kembali keluar dari kamar membawa sarung dan baju Koko ditangannya, tak lupa juga dia menghabiskan dahulu wedang jahe buatan istri tercintanya itu sebelum berangkat kemesjid.

SEMENTARA ITU, selesai sholat Maghrib dikamar Ghaidaq. Dia sudah selesai mandi dan mulai mengotak - atik Hape yang baru dibelinya dari temannya itu. Namun baru saja membuka file galeri di Hape Thayyibah tersebut, dia tidak sengaja mengklik sebuah video digaleri. Dan video itu ternyata adalah sebuah film biru alias film bokep. Ghaidaq yang memang alim itu, belum sekalipun seumur hidupnya menonton film porno. Karena dia diajarkan tentang agama dengan baik oleh kedua orang tuanya. Namun kini matanya ternoda oleh tayangan film porno yang tidak sengaja dia putar di Hape milik temannya itu.

Ghaidaq : "ASTAGHFIRULLAH...", kaget Ghaidaq.

Bahkan Handphonenya sampai terjatuh menimpa wajahnya. Karena dia sedang memainkan HPnya dalam keadaan terlentang.

Ghaidaq : "Adduh… sakit.", gumamnya ketika HP itu menimpa wajahnya. "Ikh apaan sih Thayyibah, Hapemu isinya ada begituan. Jijik banget lihatnya... Harus beneran direset ini Hape.", gumamnya yang terus bicara sendirian.

Ghaidaq yang tadinya mencari hiburan dengan membuka Hape malah dibuat syok, sebab dirinya baru pertama kali melihat perempuan mengulum batang kemaluan laki - laki, seperti yang dia lihat divideo sepintas barusan. Akhirnya dia memutuskan untuk mengaji saja untuk menunggu suaminya pulang.

Dan Ba'da Isya, suami, ayah dan kakak ipar Ghaidaq sudah pulang dari acara selametan tetangganya. Athariq bahkan langsung masuk kedalam kamarnya untuk memberikan berkat makanan kepada istrinya.

Athariq : "Assalamualaikum... Sayang... ini berkatnya. Kamu aja yang makan ya. Biar kamu ikut makan barokahnya...", ucap Athariq kepada Ghaidaq.

Ghaidaq : "Hemmm… makasih. Tapi mending kita makan bareng deh ya nanti...!? Oh iya Mas, tau enggak???", tanya Ghaidaq.

Athariq : "Enggak tahu...", jawab Athariq humor.

Ghaidaq : "Yeee... dengerin dulu dong. Main jawab gak tau gak tau aja.", ujar Ghaidaq dengan serius.

Athariq : "Iya, apa...?", tanya Athariq kembali.

Ghaidaq : "Itu Mas, akukan tadi buka - buka Hape yang kubeli dari Thayyibah. Tau enggak? Didalemnya banyak banget film dewasa Mas. Ngapain coba si Ibah ngoleksi film begituan. Jijik banget aku lihatnya.", jelas Ghaidaq.

Athariq : "Uhukkk... uhukk...", suaminya terbatuk mendengar penjelasan Istrinya. "ah si Adek, kirain apaan. Udah lazim kali, temen - temen sekolah Mas dulu juga dari SMP udah pada nonton begituan. Film bokep kan??", sambung Athariq.

Ghaidaq : "Bokep tuh apa Mas...?", tanya Ghaidaq.

Athariq : "Ya itu, yang kamu bilang film dewasa. Film porno kan...?", tegas suaminya.

Ghaidaq : "Iya bener Mas. Yakan kalo temen - temen Mas mah cowok, kan si Ibah mah cewek atuh. Masa suka nonton begituan...", ujar Ghaidaq.

Athariq : "Temen cewek juga kok. Mereka suka pada ngumpul nonton bareng dikelas. Walaupun Mas gak ikut nonton, ya Mas tau dari cerita mereka. Emangnya kamu belum pernah nonton sama sekali...?", tutur Athariq.

Ghaidaq : "Ikh ya enggak pernah lah Mas. Dosa Mas. Jijik juga lihatnya. Ikh amit - amit...", jawab Ghaidaq.

Athariq : "Halah, itu karena baru nonton sebentar, kalo ditonton satu film sampe selesai, pasti bakal ketagihan kamu Dek... hahaha...", ledek suaminya.

Ghaidaq : "Ikh enggaklah. Adek bukan perempuan seperti itu. Sorry...", jawab Ghaidaq menolak.

Athariq : "Eh Dek, Ibunya Mas nelpon nih. Mas angkat dulu ya...!", izin Athariq.

Athariq : "Iya Buk… baik… Athariq kesana sekarang...", Athariq pun menutup telpon dari ibunya. "Dek, Mas harus kerumah Ibu dulu. Pinjem motornya ya. Sama jas hujannya sekalian.", ucap Athariq.

Ghaidaq : "Iya Mas. Hati - hati dijalan. Itu jas hujannya ambil aja dijemuran yang pendek diteras depan…!", jawab Ghaidaq.

Athariq pun pergi meninggalkan istrinya untuk pergi kerumah orang tuanya karena mendadak ditelpon.

SETELAH KEPERGIAN suaminya, Ghaidaq tinggalah sendirian dikamarnya. Karena merasa kesepian, diapun kembali mengambil Hape Ibah untuk menonton dan mendengarkan musik di Youtube, lalu mengenakan headset ditelinganya agar suara musik yang dia dengar tidak sampai keluar kamarnya. Namun alih - alih membuka youtube, jarinya malah teralihkan kefile galeri yang tadi sempat dia buka dengan tanpa sengaja. Rasa sedikit penasarannya membuatnya terdorong untuk melihat kembali video porno di Hape Ibah tersebut.

Ghaidaq : "Ikh masa sih, bisa bikin ketagihan. Aku jadi penasaran. Kenapa Thayyibah banyak nyimpen film beginian, apa asyiknya coba... bahkan dia belum menikah pun.", gumamnya sendirian dikamar.

Sejurus kemudian, Ghaidaq pun kembali memutar film porno di Hape Ibah yang telah dibelinya itu. Karena sebelumnya dia merasa biasa saja karena tidak mendengarkan suara dalam filmnya, kini dia sangat bisa mendengar dengan jelas desahan demi desahan, kocokan demi kocokan yang terjadi difilm yang dia tonton, lewat headset yang dia kenakan.

Tanpa sadar matanya malah makin terfokus kelayar HP yang menayangkan video porno wanita barat bersama lawan jenisnya. Entah apa yang dirasakan Ghaidaq, namun tanpa sadar kini Ghaidaq mulai merapatkan pahanya. Tangan kirinya pun mulai mendekap dadanya, disaat tangan kanan fokus memegang Handphone yang menayangkan video bokep didepan matanya. Ghaidaq semakin lama semakin terlarut menontonnya, dia bahkan tidak menyadari kehadiran Kakaknya, Daniyah yang sekarang sudah berada dibelakang kepalanya ikut menyaksikan apa yang ditonton oleh adiknya tersebut. Ketika Ghaidaq mulai terlarut kedalam suasana film dengan terlihat bibirnya yang mulai dia gigit sendiri, tiba - tiba kakaknya Daniyah menepuk pundaknya mengagetkan Ghaidaq.

Daniyah : "Hayoooo... Lagi ngapain... Bu guru kok nonton bokep... parah... gak malu sama jilbab dikepala tuh...!!??", kaget Kakaknya.

Ghaidaq : "Astaghfirullah... kaget aku Kak... Bisa gak kalo masuk ketuk pintu dulu...", ucap Ghaidaq yang kini beranjak bangun.

Daniyah : "Lah, kocak. Kakak udah ketuk pintu dari tadi. Kamunya yang gak denger kelesss... Aku bilangin ke Ibu Loh, kalo kamu doyan nonton film begituan...", ancam kakaknya.

Ghaidaq : "Eh, jangan Kak. Gak sengaja itu tadi, beneran. Ini Hape baru beli dari temen. Hapeku hilang. Jadi pas mau buka Youtube, malah kepencet kegaleri video ini. Beneran sumpah...!!!", Ghaidaq berusaha meyakinkan kakaknya.

Daniyah : "Iya deh, iya... percaya. Lagian kalo doyan pun, gapapa. Udah dewasa dan udak nikah juga kamunya. Itu, kakak disuruh manggil kamu buat makan bareng sama Ibu. Ayo kemeja makan...!!!", ajak kakaknya.

Ghaidaq : "Iya Kak, duluan aja. Nanti aku nyusul.", Jawab Ghaidaq.

Setelah kakanya keluar dari kamar, Ghaidaq merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya.

Ghaidaq : "Eh Kok kaya Basah ya...???", gumam Ghaidaq.

Ya, faktanya itu untuk pertama kalinya Ghaidaq merasa terangsang akibat menonton film porno. Karena dua tahun lalu sebelum suaminya kembali merantau pun, dirinya tidak merasa terangsang ketika hendak melayani suaminya bercinta. Yang dia tahu hanya kewajiban seorang istri harus melayani suaminya diranjang. Tanpa mengerti bahwa dia harus sange atau terangsang dahulu sebelum melakukan seks. Bahkan dia tidak tahu, apa itu orgasme, dan apa dia orgasme atau tidak ketika berhubungan badan dengan suaminya. Namun kini area vagina Ghaidaq lembab dan basah, Ghaidaq merasa terangsang sendiri dan itu menimbulkan sensasi baru dihidupnya akibat menonton film porno di HP barunya. Akankah setelah ini, dirinya semakin penasaran untuk menonton film porno dan akan ketagihan menontonnya. Dan apakah hal itu akan membuat pandangannya terbuka terhadap seks, hingga ingin melakukan setiap adegan yang telah ditontonnya dikehidupan ranjangnya...!!??? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Bersambung...

JANGAN LUPA KOMEN, VOTE DAN FOLLOW, AYOO MARI BANTU ADMIN SUPAYA BISA LANJUTIN KARYA INI...

KALO ADA LEBIH REJEKI BOLEH DONASI KE ADMIN SUPAYA LEBIH SEMANGAT LAGI UPDATE NYA...

JANGAN LUPA JUGA FOLLOW SOSIAL MEDIA ADMIN

INSTAGRAM : @WIDASU.ID

INFORMASI!!! NANTI AKAN ADA KONTEN PREMIUM BERGENRE : NTR, GANGBANG, PEMERKOSAAN, CUKOLD DLL DARI KARAKTER YANG UDAH GW BUAT DI KARYA INI...

JADI BUAT KALIAN YANG MINAT BELI KONTEN PREMIUM GW, BISA KONTAK SOSIAL MEDIA GW ATAU KE PLATFORM SEBELAH YAITU KARYAKARSA!!!

TERIMAKASIH KEPADA PEMBACA YANG SUDAH DUKUNG KARYA INI…

More Chapters