"Dan ini juga yang terakhir kalinya kukatakan, kalau Jatayu ini tetap tidak akan menyerahkan Langit kepada siapa pun!" Jatayu tetap pada pendiriannya.
"Kamu begitu bersikeras, Jatayu. Maka aku pun tidak punya pilihan lain lagi." Pria berjubah ungu tua meluruskan tangan kanannya ke bawah hingga sejajar dengan paha. Telapak tangan lelaki tersebut tiba-tiba saja mengeluarkan segumpal cahaya ungu terang yang berpijaran. "Majulah, Jatayu! Kuharap kamu tidak mengataiku sebagai orang dewasa yang telah berbuat curang, karena telah melawan dan menindas anak kecil sepertimu!"
"Apa? Orang itu mengatakan aku anak kecil?" Jatayu bertanya dalam hati dan merasa sangat tidak suka atas perkataan pria tersebut. "Sepertinya, dia terlalu meremehkan aku!"
Jatayu pun segera menyiapkan kekuatannya dengan melakukan hal yang serupa dengan pria berjubah ungu. Tetapi yang keluar dari telapak tangan dan tubuh Jatayu bukanlah cahaya, melainkan asap hitam beracun yang teramat pekat dan segera menyebar ke segala arah.
Pria berjubah ungu menjadi sangat terkejut atas apa yang baru saja dilihatnya. "Bukankah asap ini adalah ...."
Pria berjubah ungu sudah tidak memiliki kesempatan lagi untuk berpikir, karena lawan sudah mendahului berteriak sembari melesat secepat kilat menghantamkan ilmunya yang segera dihadang dengan gumpalan cahaya ungu besar dan menjadi perisai dari serangan asap hitam.
Dua hantaman telapak tangan saling beradu, mendorong dan berhasrat untuk saling melahap inti kekuatan lawan.
Hawa panas menyengat disertai kepulan asap hitam beracun benar-benar telah menguasai hutan hingga suasana menjadi berubah-ubah.
Gumpalan asap hitam dalam jumlah besar terus beputaran, melilit dan berusaha menembus pertahanan perisai cahaya ungu terang milik pria berjubah ungu yang masih tidak diketahui namanya ini.
Ternyata, kekuatan yang keluar dalam jumlah terlalu besar dan sangat dipaksakan ini juga bisa berakibat yang cukup mengejutkan.
Kedua pria itu tiba-tiba saja berubah bentuk menjadi mahluk-mahluk aneh yang sekarang melesat ke angkasa malam, berkejaran dan saling menyemburkan api dari dalam tenggorokannya masing-masing.
Jika pria berjubah ungu berubah menjadi seekor ular naga besar bersisik ungu berkilatan, maka Jatayu berganti wujud menjadi ular naga hitam besar yang sangat menakutkan. Mereka bertarung di udara tinggi, berliukan, melayang dan beradu cakar sambil menjeritkan suara-suara lengkingan.
"Ternyata tepat seperti dugaanku. Kamu adalah salah satu naga dari Klan Naga Hitam!" seru naga ungu dengan bahasa Alam Naga Langit tentu saja.
"Dan kamu, Orang Tua! Ternyata kamu adalah salah satu dari Klan Naga Ungu yang konon leluhur rasmu berkhianat pada Klan Naga Beraliran Putih hingga seluruh rasmu harus menjalani hukum bantai!" Jatayu tertawa setelah berkata dalam bahasa Alam Naga Langit.
"Itu hanya masa lalu dan bukan aku pribadi yang menjadi pengkhianat!" Naga Ungu merasa menjadi marah atas ucapan naga hitam jelmaan Jatayu. "Jadi, aku merasa tidak ikut terlibat dalam urusan tersebut."
"Meski demikian, Anda masih tetap berstatus keturunan Klan Naga Ungu, Senior" seru Jatayu, sambil masih melayang-layang di udara. "Dan yang ku tahu, seluruh keturunan ras naga ungu selamanya tidak akan pernah mendapatkan pengampunan dari Klan Naga Beraliran Putih!"
Zi Wu menahan sesak dalam dada tas ucapan naga hitam yang seakan sedang sengaja mengejeknya. Ia pun hanya bisa berusaha menyabarkan dirinya sendiri. 'Tenangkan dirimu, Zi Wu! Dia hanya anak kecil yang tidak tahu apa-apa.'
'Senior ini memiliki aura yang sangat kuat hampir setara dengan kekuatan yang dimiliki Tetua Hei Bei. Bahkan aku juga merasa tertekan, seperti terpengaruh oleh kekuatannya. Dan dengan kekuatanku saat ini, aku merasa kesulitan untuk mengalahkannya.' Jatayu berbisik dalam hati dengan perasaan tersiksa. 'Apa yang harus aku lakukan untuk menghindari pertarungan dengannya, tapi juga bisa membawa Langit ke Gua Gero?'
Jatayu tiba-tiba memiliki ide. Ia pun terbang meliuk mendekati Zi Wu yang tetap memasang sikap waspada. Sekarang, dua ekor ular naga dengan sisik berkilauan saing berhadapan dan beradu tatap dengan
Keduanya masih dalam bentuk ular naga raksasa yang sama-sama memiliki auranya masing-masing.
"Senior, mengingat kondisi klan kalian yang tidak begitu baik, dan kita juga memiliki musuh yang sama, bagaimana kalau Anda bergabung saja dengan Klan Naga Hitam, lalu membiarkanku membawa Langit ke klan kami?" tanya Jatayu dengan harapan usahanya akan berhasil. "Jika Anda bersedia, maka aku akan meminta ayahku untuk memberimu posisi yang bagus di klan kami. Bagaimana?"
Zi Wu terdiam sesaat, membiarkan Jatayu menunggu jawaban darinya.