Cherreads

KAWIN UDAH, NIKAH BELUM

DaoistJQcG7y
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
502
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1 Sah Tapi Rahasia

Langit Jakarta malam itu tampak tenang. Namun, hati Naira justru sebaliknya. Ia berdiri di depan cermin tinggi di kamar hotel, mengenakan gaun putih sederhana tanpa riasan mencolok. Di matanya tidak tampak haru, apalagi senyum bahagia. Yang ada hanya getar gugup dan tanya yang berputar-putar di dalam dada.

"Benarkah aku akan menikah malam ini?" bisiknya pelan, nyaris tak terdengar.

Lamunannya terhenti saat terdengar ketukan halus di pintu.

"Naira, kamu sudah siap?"

Suara itu terdengar dalam dan tegas, namun tetap hangat. Naira membuka pintu perlahan. Di hadapannya berdiri Damar, lelaki berusia tiga puluh tiga tahun dengan setelan abu-abu gelap yang membuatnya terlihat sangat mapan dan berwibawa. Terlalu berbeda dari hidup Naira yang selama ini sederhana dan jauh dari gemerlap.

"Maaf, menunggu lama ya," ucapnya canggung.

Damar menggeleng pelan. "Kita turun sekarang. Ustaznya sudah datang."

Pernikahan itu berlangsung sederhana, tanpa kehadiran keluarga, tanpa dekorasi, dan tanpa sorotan. Hanya mereka berdua, seorang saksi dari pihak hotel, dan ustaz yang baru Naira lihat malam itu.

Naira duduk bersila, menunduk, menahan gemetar tangannya. Dalam hati ia terus mengulang doa, berharap semuanya berjalan lancar.

"Aku terima nikahnya Naira binti Rahman dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai."

Suara Damar terdengar mantap, dan hanya butuh beberapa detik setelah itu untuk ustaz mengucapkan kata yang membuat segalanya berubah.

"Sah."

Hanya itu. Satu kata yang mengubah statusnya malam ini. Sah secara agama, namun tidak secara hukum. Di luar ruangan itu, Naira tetap bukan siapa-siapa. Bukan istri yang bisa menggandeng tangan suaminya di depan umum. Bukan menantu yang bisa pulang membawa makanan ke rumah mertua. Ia hanya rahasia yang dijaga rapat.

Usai akad, Damar mengulurkan tangan. Naira ragu sejenak, lalu menyambutnya.

"Selamat, Bu Damar," ucap pria itu pelan.

Naira tersenyum tipis. "Kedengarannya aneh ya."

"Sedikit aneh. Tapi sah," balas Damar, kali ini dengan senyum ringan di bibirnya.

Mereka kembali ke kamar hotel, bukan untuk malam pertama yang panas seperti kisah dalam novel roman, tapi hanya duduk berdampingan dalam diam. Masing-masing dengan pikirannya sendiri, menyadari bahwa kisah mereka telah memasuki babak yang rumit.

"Kenapa aku?" tanya Naira tiba-tiba. Suaranya lirih, namun jelas.

Damar tidak langsung menjawab. Matanya menatap lurus ke dinding kamar, seolah mencari jawaban yang tak tertulis.

"Kamu tidak pernah menuntut status. Tidak ribet. Dan… aku tahu kamu butuh perlindungan malam itu."

Naira terdiam. Malam itu, malam ketika skandal keluarga hampir menghancurkan hidupnya, masih jelas dalam ingatannya. Sebuah video tersebar begitu cepat, dan Damar datang dengan satu-satunya tawaran untuk menyelamatkan nama baiknya. Pernikahan.

Ia mengangguk pelan. Ia tahu betul bahwa menjadi istri dalam diam bukanlah hal mudah. Ada harga yang harus dibayar, dan mungkin jauh lebih mahal dari yang bisa ia bayangkan.

Malam itu, Naira tidak menangis. Ia hanya duduk di sisi Damar, memeluk sunyi yang mulai menjadi bagian dari hidupnya.

Dan dalam hati, ia tahu satu hal.

Ia kini menjadi istri yang tidak bisa memeluk suaminya di depan siapa pun.

---

> Cintaku sah di mata agama, tapi belum di mata dunia.

---