Bab 1: Pertemuan di B
Langit sore menghampar lembut, mewarnai langit dengan jingga keemasan. Angin laut membawa wangi garam dan suara deburan ombak, sementara dari kebisingan terdengar nyanyian burung gunung yang mulai kembali ke sarangnya.
Aii berlari di tepi pantai, mengejar layangan biru yang diterbangkan angin iseng. Gelak tawanya menggema, seolah menari bersama udara. Tapi tiba-tiba, kakinya tergelinc
Saat itulah dia bertemu dengannya. Seorang pemuda berkulit hitam legam seperti tanah basah setelah hujan, dengan rambut keriting
"Ini punyamu?" tanya si pemuda, suaranya
Aii mengangguk, mengusap pasir di tangan. "Terima kasih..." "Aku Yame," katanya sambil mengulurkan tangan.
Aii terdiam sejenak, lalu tersenyum — sebuah senyum selembut embun pagi. "Aii."
Di batas laut dan gunung itu, dua dunia yang berbeda bertemu — dan diam-d
Bab 2: Cinta yang Diuji
Hari-hari berikutnya
Tapi kabar tentang kedekatan mereka mulai menyebar di desa
"Aii, kamu anak pantai! Tak pantas kau jatuh cinta pada anak gunung," kata ibunya, dengan suara keras penuh kecemasan. Begitu juga Yame, yang ditegur keras oleh ayahnya, "Jangan bawa gadis laut ke tanah kita, Yame. Dia tidak
Larangan itu seperti badai. Namun, Aii dan Yame tidak mundur. Mereka memilih
Aii tetap setia membantu ayahnya menjala ikan,
Di bawah rembulan, mereka bertemu diam-diam, di bawah pohon besar dekat sungai yang mengalir ke laut. "Apa
Aii punya tangan
Dan mereka bersumpah untuk tetap bertahan — untuk cinta
Bab 3: Restu di Bawah Langit Biru
Musim panen tiba. Gunung dan laut berpesta. Orang-orang dari desa gunung turun membawa hasil ladang — padi, buah, rempah. Orang-orang
Di tengah tawa dan lagu, Aii dan Yame berdiri di hadapan keluarga mereka. Tanpa kata, tanpa amarah, hanya dengan ket
Aii membantu ibunya membagikan hidangan. Yame membantu ayahnya memasang tenda bambu. Mereka menunjukkan bahwa cinta tidak memisahkan mereka dari asal mereka — adil
Orang tua yang mereka lihat. Mereka tak bisa menutup mata. Mereka memandang bahwa cinta itu bukan sekadar api yang membakar, melainkan
Pada saat itu, dengan Saksi langit biru, laut tenang, dan gunung kokoh, orang tua Aii dan Yame akhirnya tersenyum. Sebu
"Aii... Yame... Jika kalian yakin satu sama lain
Air mata mengalir di wajah Aii. Laki-laki Yame
Hari itu, mereka bertunangan
Cinta mereka akhirnya menemukan rumah.