Cherreads

Chapter 4 - Chapter IV: Jaringan di Balik Panel Kayu dan Bayangan dari Langit Digital

Enam tahun bertambah menjadi sembilan tahun di dunia Elvoreth. Waktu terasa bagai entitas yang berbeda bagi Kael—di satu sisi mengalir lambat sesuai ritme kehidupan istana dan perkembangan tubuhnya yang masih muda, di sisi lain berpacu kencang di benaknya seiring kembalinya kepingan-kepingan ingatan Arven yang semakin utuh dan analisis Arken yang tak pernah berhenti. Ia kini berusia lima belas tahun, tubuhnya mulai menunjukkan garis-garis kekuatan seorang pemuda, tetapi tatapan mata birunya tetap membawa kedalaman dan ketenangan yang bukan milik usianya. Rambut hitam legamnya, warisan dari ibunya yang Pure-Blooded tetapi dengan sedikit "darah asing" di masa lalu, membuatnya tampak unik di antara bangsawan Elvoreth yang umumnya berambut pirang atau cokelat. Keunikan fisik ini, ia tahu, adalah pedang bermata dua—menarik perhatian sekaligus memicu prasangka.

Setelah insiden memalukan di ruang dewan, Darron menjauhi Kael untuk sementara waktu, lukanya terlalu perih untuk dihadapi secara langsung. Tetapi Darron bukanlah tipe orang yang menyerah. Kekalahannya di ranah intelektual hanya mengalihkan fokus serangannya ke arena lain. Ia mulai menggunakan pengaruhnya yang semakin besar sebagai pewaris takhta untuk menciptakan rintangan dalam jalur Kael. Izin untuk mengakses bagian-bagian tertentu perpustakaan istana diperketat, jadwal pelajaran Kael diubah secara mendadak, dan rumor-rumor halus mulai menyebar—bukan lagi tentang kecerdasan Kael, melainkan tentang sumber kecerdasan itu. Bisikan tentang "buku-buku terlarang," "praktik sihir gelap," atau bahkan "pengaruh jahat" mengikuti Kael di lorong-lorong istana. Darron tidak peduli jika orang memercayainya; ia hanya perlu menanamkan benih keraguan dan ketakutan.

Namun, jaringan Kael yang baru terbentuk mulai memberinya perlindungan. General Solen, yang semakin sering menghabiskan waktu melatih Kael, mengabaikan rumor itu. Baginya, Kael bukanlah praktisi sihir gelap, melainkan pikiran strategis yang tajam. Di arena latihan, Kael tidak lagi hanya meniru gerakan Solen; ia berdiskusi, mengajukan hipotesis taktis yang berdasarkan prinsip-prinsip militer Kaelvan 2050, tetapi disampaikan dalam bahasa yang bisa dipahami Solen.

"Jika kita menghadapi garis pertahanan yang diperkuat," Kael akan berkata, sambil menunjuk diagram formasi di tanah, "daripada menyerang langsung, bagaimana jika kita menciptakan gangguan di belakang garis musuh? Unit kecil yang bergerak cepat, mungkin menggunakan medan untuk bersembunyi, untuk memotong jalur suplai mereka atau menyerang pos komando?"

Solen akan mendengarkan dengan saksama, janggut abu-abunya yang kasar diusap-usap. "Unit kecil di belakang garis musuh... itu berisiko. Terputus, mudah dikepung."

"Ya, Jenderal," Kael membalas, matanya berkilat. "Tapi jika unit itu memiliki... kemampuan adaptasi yang luar biasa? Bisa bergerak tanpa terdeteksi, bahkan mungkin mengubah bentuk untuk berbaur dengan lingkungan?" Ide tentang unit infiltrasi nano dari masa depan Arven tersembunyi di balik kata-katanya. "Teknologi Magitek sedang berkembang, Jenderal. Siapa tahu apa yang mungkin terjadi di masa depan?"

Solen menatap Kael dengan tatapan yang dalam. Ia tahu Kael bukan hanya berbicara tentang teori. Ada intuisi yang mendalam di sana. "Kau memiliki imajinasi yang luar biasa, Pangeran. Tapi... menciptakan unit yang bisa 'mengubah bentuk' masih jauh dari kemampuan kita."

"Untuk saat ini," Kael tersenyum.

Di sisi lain, Aelira adalah sekutu Kael di ranah intelektual. Akses mereka ke perpustakaan istana memang dibatasi oleh Darron, tetapi Aelira, sebagai putri penasihat utama kerajaan, memiliki akses ke sumber daya lain—arsip lama di kantor ayahnya, koneksi ke cendekiawan di luar istana. Bersama Aelira, Kael menggali sejarah Magitek Elvoreth yang rahasia, mencari catatan tentang eksperimen awal, kegagalan yang dirahasiakan (seperti insiden Benteng Greystone), dan potensi sumber daya yang belum tereksploitasi.

"Ada laporan kuno ini," kata Aelira suatu sore, saat mereka diam-diam meninjau gulungan data tua di salah satu ruang baca kecil yang kurang diperhatikan. "Tentang 'Resonansi Kristal' yang ditemukan di gua-gua bawah tanah di pegunungan barat. Konon, kristal itu bisa memperkuat energi sihir secara dramatis, tetapi juga sangat tidak stabil."

Kael merasakan Arken memicu database di benaknya.

> "Resonansi Kristal: Dikenal di Kaelvan 2050 sebagai 'Energy Nexus Primordialis'. Sangat langka, mampu memfokuskan dan mengamplifikasi energi ambien, baik magis maupun teknologis. Potensi penggunaan: sumber daya daya untuk Magitek tingkat lanjut, inti untuk senjata energi masal, atau bahkan... stabilisator realitas temporal dalam kasus-kasus ekstrem."

>

Stabilisator realitas temporal? Pikiran Arven berkelebat. Apakah kristal inilah yang mungkin digunakan oleh Arken untuk menstabilkan transfer kesadarannya? Ini bisa menjadi aset kunci. Atau jebakan.

"Resonansi Kristal..." Kael mengulang, mencoba menjaga suaranya tetap tenang. "Apakah ada catatan tentang di mana gua-gua itu berada?"

Aelira mengernyit. "Tidak ada lokasi pasti. Laporan itu sengaja dibuat buram setelah ada insiden... kecelakaan besar yang menghancurkan sebuah laboratorium dan menewaskan para peneliti. Setelah itu, riset tentang kristal itu dihentikan total. Dianggap terlalu berbahaya."

"Terlalu berbahaya bagi mereka yang tidak mengerti," gumam Kael. Tetapi bagi seseorang dengan pengetahuan dari masa depan... itu adalah kekuatan yang menunggu untuk dikendalikan.

Kerja sama mereka tidak hanya sebatas riset. Aelira memiliki pemahaman yang tajam tentang politik internal istana, jaringan hubungan antar bangsawan, dan intrik di balik layar. Kael, dengan kemampuannya menganalisis motif dan memprediksi perilaku manusia (yang disempurnakan oleh Arken dengan data psikologis dari ribuan tahun), adalah ahli strategi yang ulung. Bersama, mereka mulai memetakan lanskap politik Elvoreth, mengidentifikasi sekutu potensial, musuh tersembunyi, dan titik-titik tekanan yang bisa mereka manfaatkan.

"Lord Tremaine, Kepala Perbendaharaan," kata Aelira, menunjuk nama di bagan silsilah bangsawan yang mereka buat. "Dia tampaknya setia kepada Raja, tetapi ada desas-desus dia memiliki utang besar pada keluarga Darron. Itu bisa menjadi titik lemah."

"Dan Lady Serena," tambah Kael, mengingat interaksinya dengan wanita bangsawan itu. "Dia menunjukkan simpati publik terhadap 'Pure-Blooded', tetapi laporan pengeluaran keluarganya menunjukkan pembelian teknologi impor dari kerajaan Astrion yang canggih. Dia pragmatic, bukan ideologis murni. Bisa dibujuk."

Mereka bekerja dalam kerahasiaan, benang jaringan yang halus mulai mereka anyam di balik panel kayu istana. Aelira adalah wajah publik, dengan koneksi dan kredibilitasnya. Kael adalah pikiran strategis di baliknya, memberikan arahan dan analisis yang datang dari masa depan.

Ketegangan di perbatasan dengan Morten tetap ada, tetapi tidak meledak menjadi perang skala penuh. Alat penangkal Steel Phantoms yang dikembangkan berdasarkan ide Kael berhasil memberikan Elvoreth sedikit keunggulan defensif, cukup untuk mencegah Morten melakukan serangan besar. Namun, bahaya baru muncul dari arah lain.

Kerajaan Astrion, salah satu kerajaan terbesar dan paling maju secara teknologi di era ini (dan kelak akan menjadi salah satu pemain utama di panggung global 2050), mulai menunjukkan minat yang meningkat pada Elvoreth. Awalnya, ini hanya berupa peningkatan frekuensi kapal dagang dan proposal perjanjian perdagangan. Tetapi kemudian, sesuatu yang lebih signifikan terjadi.

Suatu pagi, langit di atas Elvoreth dipenuhi oleh titik-titik hitam yang bergerak cepat. Mereka bukanlah burung. Mereka adalah drone pengintai—lebih kecil, lebih lincah, dan hampir tidak terdeteksi dibandingkan model sebelumnya yang pernah dilihat Kael. Mereka adalah "Shadow Flies," unit pengintai otomatis yang sangat canggih, teknologi yang Kael kenal baik dari masa depannya.

Kael sedang berlatih pedang dengan Solen di halaman saat itu. Ia melihat mereka, dan jantungnya berdetak kencang. Ini bukan lagi bayangan. Teknologi 2050 mulai menampakkan diri secara nyata.

> "Peringatan," Arken bersuara dalam benak Kael, nadanya lebih mendesak dari biasanya. "Identifikasi unit: Astrion Shadow Flies, model pengintai otonom generasi Alpha-7. Dilengkapi sensor multispektral, kamera resolusi tinggi, dan... jaringan pengumpul data berbasis AI. Mereka memetakan seluruh wilayah Elvoreth."

>

Solen dan para prajurit lain juga melihat drone itu, tetapi mereka hanya menganggapnya sebagai demonstrasi kekuatan Astrion atau, paling banyak, bentuk spionase. Mereka tidak memahami implikasi sebenarnya.

"Mereka sangat cepat," komentar Solen, menghentikan latihannya. "Benteng kita tidak memiliki pertahanan yang efektif terhadap unit sekecil dan selincah itu."

*Dan mereka tidak hanya 'mengintai'," pikir Kael, matanya mengikuti gerakan drone. Mereka mengumpulkan data untuk sistem analisis prediktif. Mereka sedang memindai infrastruktur kita, populasi kita, bahkan pola pergerakan kita. Mereka sedang mempersiapkan... sesuatu.

Kemunculan Shadow Flies memicu kekhawatiran di istana. Raja Elvoreth memanggil dewan darurat. Darron, dengan arogansinya, menyarankan untuk mengirimkan protes keras ke Astrion, bahkan mengancam akan menembak jatuh drone tersebut jika mereka tidak mundur.

"Itu adalah tindakan perang, Yang Mulia Pangeran Darron!" Lord Valerian memperingatkan. "Astrion akan menganggapnya sebagai provokasi dan bisa memicu konflik yang tidak bisa kita menangkan."

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" bentak Darron. "Membiarkan mereka mengintip ke dalam setiap sudut kerajaan kita?"

Kael mendengarkan perdebatan itu. Darron bereaksi secara emosional dan sembrono. Para penasihat lainnya tidak mengerti ancaman sesungguhnya. Hanya Solen yang tampak berpikir serius tentang implikasi militer.

"Menembak jatuh mereka tidak akan menghentikan pengumpulan data," kata Kael tiba-tiba, menarik perhatian semua orang. Suaranya tenang, meskipun detak jantungnya masih kencang. "Drone ini... mereka terhubung ke jaringan yang lebih besar. Bahkan jika satu dihancurkan, data yang sudah mereka kumpulkan sudah dikirimkan."

"Bagaimana kau tahu itu, Pangeran Kael?" tanya Raja Elvoreth, matanya menyipit.

Kael merasakan tatapan curiga Darron menusuknya. Inilah saatnya Darron akan mencoba menyerang lagi.

"Aku... aku membaca tentang jaringan komunikasi berbasis satelit yang digunakan oleh beberapa kerajaan maju," Kael mengarang, memanfaatkan pengetahuan yang ia miliki tentang infrastruktur komunikasi 2050. "Jika drone ini terhubung ke jaringan itu... mereka bisa mengirimkan data secara real-time." Ia sengaja menggunakan istilah-istilah yang terdengar maju untuk era ini, tetapi tidak sepenuhnya di luar pemahaman (konsep "jaringan komunikasi" sudah ada, meskipun primitif).

Darron langsung mengambil kesempatan. "Jaringan berbasis satelit? Pengiriman data real-time? Ini omong kosong! Dari mana kau mendapatkan gagasan liar ini, Kael? Apakah ini... ajaran dari buku-buku terlarangmu?" Ia menatap para bangsawan lainnya, mencoba menanamkan ketakutan yang sama yang ia rasakan. "Ada sesuatu yang tidak wajar tentang pengetahuannya, Ayah! Aku sudah bilang! Mungkin dia menggunakan... cara-cara yang tidak suci untuk mendapatkan informasi ini!"

Bisikan menyebar di ruangan itu. Tuduhan Darron kali ini lebih berbahaya. Ia tidak hanya menyerang kecerdasan Kael, tetapi juga sumbernya, mengaitkannya dengan sihir gelap atau praktik terlarang—sesuatu yang ditakuti di Elvoreth yang masih memegang tradisi.

Kael merasakan hawa dingin merayap di punggungnya. Tuduhan itu berbahaya karena sulit dibantah tanpa mengungkapkan kebenaran. Tetapi ia tidak bisa diam. Ia harus menangkis ini.

> "Analisis ekspresi wajah dan postur tubuh Darron Valerian: Tingkat kecemasan tinggi, dipicu oleh perasaan tidak mampu dan kebencian. Strategi respons optimal: Alihkan fokus dari sumber pengetahuanmu ke validitas informasi itu sendiri. Gunakan demonstrasi logis. Manfaatkan kredibilitas sekutu."

>

Kael memutuskan untuk menarik Solen masuk.

"Jenderal Solen," kata Kael, mengabaikan tuduhan Darron dan menoleh ke arah panglima perang. "Drone ini... mungkinkah mereka memetakan titik lemah dalam pertahanan kita? Mengidentifikasi jalur invasi potensial?"

Solen, yang tadinya tampak termenung mendengarkan perdebatan itu, langsung teralihkan oleh pertanyaan taktis ini. "Memang," kata Solen, mengangguk perlahan. "Dengan detail yang mereka berikan dari ketinggian itu... ya, mereka bisa membuat analisis kerentanan yang sangat akurat."

Kael mengangguk. "Dan jika mereka terhubung ke jaringan... analis Astrion bisa memiliki data itu dalam hitungan menit, bukannya berhari-hari menunggu kurir."

Lord Valerian, yang selalu pragmatis, tampak terkejut dengan implikasi ini. "Pengumpulan data yang begitu cepat... itu mengubah skala ancaman."

Fokus percakapan bergeser. Darron masih melontarkan tuduhan, tetapi kata-katanya mulai kehilangan daya pikat. Para penasihat lebih peduli pada implikasi militer dan strategis yang diangkat oleh Kael dan dikonfirmasi oleh Solen dan Lord Valerian.

Raja Elvoreth menatap Darron, lalu Kael. Ia melihat kekhawatiran di wajah para penasihatnya, dan ia melihat ketenangan yang aneh, serta pemahaman yang mendalam, di mata Kael.

"Tuduhanmu serius, Darron," kata Raja Elvoreth dingin. "Tetapi analisis Pangeran Kael... tampaknya memiliki validitas taktis yang mengkhawatirkan. Solen, Valerian, selidiki kemungkinan 'jaringan berbasis satelit' ini dan implikasinya terhadap keamanan kita. Sementara itu, kita tidak akan mengambil tindakan gegabah terhadap drone Astrion. Kita akan meningkatkan kewaspadaan dan mencari cara untuk menangkis pengintaian mereka."

Darron tampak kalah telak. Ia telah mencoba menggunakan sihir dan takhayul untuk menyerang Kael, tetapi Kael menanggapinya dengan logika dingin dan analisis strategis yang beresonansi dengan para pemimpin militer dan politik. Kekalahan ini lebih menyakitkan daripada yang sebelumnya. Wajahnya pucat pasi karena marah dan frustrasi.

Setelah dewan bubar, Darron menahan Kael di lorong. Wajahnya hampir menyentuh wajah Kael, matanya terbakar amarah.

"Aku tidak tahu bagaimana kau melakukannya," desis Darron, suaranya rendah dan mengancam. "Tetapi aku tahu kau bukan anak normal. Kau adalah monster dengan wajah anak kecil. Kau mendapatkan pengetahuan itu dengan cara yang kotor, aku yakin itu. Dan aku akan mengungkapnya. Aku akan memastikan semua orang melihat siapa kau sebenarnya."

Kael menatap Darron tanpa gentar. Untuk sesaat, kilatan dingin seorang raja kuno melintas di matanya, kilatan yang hanya bisa dilihat oleh Arken dan mungkin Darron dalam kebutaan amarahnya.

"Kakak Darron," kata Kael dengan tenang, suaranya tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun. "Kau terlalu fokus pada bagaimana aku tahu. Kau seharusnya lebih khawatir tentang apa yang aku tahu. Pengetahuan adalah kekuatan, Kakak. Dan kau tidak punya banyak kekuatan itu."

Darron mundur selangkah, kaget dengan ketenangan dan ketajaman kata-kata Kael. Ia melihat sesuatu di mata Kael yang membuatnya merinding—bukan ketakutan, melainkan... perhitungan. Darron merasa seperti sedang menatap jurang.

Ia berbalik dan pergi dengan langkah terburu-buru, meninggalkan Kael sendirian di lorong.

> "Status ancaman dari Darron Valerian meningkat ke level kritis," lapor Arken. "Dia sekarang melihatmu sebagai eksistensial threat. Prediksi: tindakan agresif akan segera dilakukan, kemungkinan besar di luar jalur politik tradisional."

>

Aku tahu, pikir Kael. Dia akan semakin nekat.

Tetapi Darron hanyalah salah satu bagian dari permainan. Ancaman sesungguhnya kini datang dari langit, dari kerajaan-kerajaan seperti Astrion yang mulai mengerahkan teknologi yang ia kenal baik. Mereka sedang memindai dunia ini, mempersiapkannya untuk integrasi paksa atau dominasi.

Shadow Flies. Kael mengingat detail teknis unit itu dari database Arven. Ada cara untuk menetralkan mereka tanpa menembak jatuh mereka, cara untuk membutakan jaringan pengumpul data mereka. Itu akan membutuhkan akses ke perangkat keras komunikasi tingkat lanjut dan pemahaman tentang frekuensi enkripsi era ini. Itu akan berisiko, sangat berisiko.

Kael berjalan ke jendela terdekat dan menatap ke langit. Titik-titik hitam kecil masih bergerak di atas. Mata Arven melihat drone-drone itu sebagai mata-mata dari masa depan yang menyeramkan. Mata Kael melihat mereka sebagai tantangan, kesempatan untuk menguji batas pengetahuannya dan kekuatan jaringannya.

Ia tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Ia perlu menemukan cara untuk mengakses dan memanipulasi jaringan komunikasi Astrion. Ia perlu mempercepat penelitian Magitek Elvoreth, terutama yang berkaitan dengan kristal resonansi, sebelum orang lain menemukannya. Dan ia perlu memperkuat jaringannya—Solen untuk kekuatan militer, Aelira untuk akses informasi dan kecerdasan politik—dan mulai mencari sekutu potensial lainnya, mungkin bahkan di antara populasi Synthetics yang terabaikan, yang mungkin memiliki alasan kuat untuk menentang status quo dan kerajaan-kerajaan yang menindas mereka.

Permainan telah meningkat. Bukan hanya tahta Elvoreth yang dipertaruhkan sekarang, tetapi nasib kerajaan ini di masa depan yang akan segera tiba. Dan Kael, sang pangeran muda dengan jiwa tua, siap untuk mengambil langkah-langkah berbahaya yang diperlukan untuk menulis ulang sejarah. Ia akan mulai dengan mencari cara untuk memutarbalikkan mata-mata Astrion, menggunakan teknologi mereka sendiri melawan mereka.

More Chapters