Di dalam ruang Dewan Tertinggi yang gelap dan sunyi, suasana penuh ketegangan. Kael berdiri tegak, matanya memindai wajah para anggota dewan yang terlihat murung. Dihadapannya terhampar peta kekaisaran yang luas, dengan beberapa titik merah yang mengindikasikan wilayah yang sudah dikuasai atau sedang berada di bawah ancaman.
> "Yang Mulia, senjata yang mereka miliki… bukan barang sembarangan," ujar Kael dengan nada rendah. "Kekaisaran Timur telah mendapatkan empat dari Sepuluh Senjata Unik. Itu artinya mereka memiliki kekuatan yang mampu meratakan wilayah besar hanya dengan sekali serang."
Di sekitar meja, para anggota dewan saling bertukar pandang, tidak ada yang berani berbicara. Senjata Unik—itu adalah legenda yang hanya diketahui oleh sedikit orang. Senjata yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan bahkan sebuah kota dengan satu serangan. Senjata itu tidak hanya sekadar alat, tapi berisi kekuatan yang melampaui imajinasi. Tidak ada yang tahu persis bagaimana cara kerjanya, namun cerita tentang kemusnahan yang mereka sebabkan sudah cukup mengerikan.
> "Kerajaan Rubelion hanya memiliki satu Senjata Unik, dan itu pun belum sepenuhnya kita pahami bagaimana cara memanfaatkannya," lanjut Kael. "Jika Kekaisaran Timur menggunakan Senjata Unik mereka secara bersamaan… kita akan kewalahan."
Raja Alveric, yang telah mendengarkan dengan seksama, mengangkat tangannya untuk memberi isyarat agar Kael berhenti sejenak. "Ada satu hal yang lebih mengkhawatirkan daripada itu."
Suasana semakin tegang. Raja menatap para dewan yang hadir, sorot matanya penuh harapan sekaligus kegelisahan.
> "Keterampilan Surgawi," ujar Raja dengan nada yang sedikit menggigil. "Kekuatan itu… masih misterius. Bahkan Negara Dewan pun belum dapat memahami sepenuhnya apa itu. Tetapi mereka yang memilikinya dapat menghancurkan segalanya hanya dengan sekejap."
Semua mata tertuju pada Raja. Kael mengangguk pelan.
> "Keterampilan Surgawi…" gumam seorang anggota Dewan Ilmuwan, "kemampuan yang masih belum jelas asal-usulnya, namun begitu kuat—lebih kuat dari sihir apapun yang kita ketahui. Mereka yang menguasainya dapat mengubah realitas di sekitarnya."
Raja Alveric melanjutkan dengan suara yang berat.
> "Menurut laporan intelijen kita, Kekaisaran Timur sedang mengejar satu individu yang diyakini memiliki Keterampilan Surgawi. Jika mereka berhasil menguasai kekuatan itu, tidak ada yang bisa menghentikan mereka."
Kael menatap peta dengan serius. Wajahnya keras, dan meskipun dia adalah seorang prajurit berpengalaman, dia tidak bisa menyembunyikan rasa khawatir yang mendalam.
> "Jika mereka memiliki Senjata Unik dan Keterampilan Surgawi, kita harus bergerak lebih cepat. Kita tidak bisa menunggu. Kita perlu sekutu yang kuat, dan kita perlu informasi lebih banyak tentang kekuatan ini."
---
Persiapan Sekutu
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Kerajaan Rubelion akan bergabung dengan Negara Dewan dan Kerajaan Dwarf Kel'Tur dalam sebuah aliansi yang tidak hanya untuk mempertahankan wilayah, tetapi untuk bertahan hidup. Mereka membutuhkan kekuatan luar biasa untuk melawan Kekaisaran Timur yang semakin mengancam.
> "Negara Dewan telah menyatakan kesiapan mereka untuk membantu kita dengan kekuatan sihir mereka. Mereka memiliki armada sihir dan teknologi taktis, yang bisa membantu kita bertahan dalam perang ini," ujar seorang penasihat.
> "Namun, kita juga harus mempersiapkan pasukan fisik yang kuat. Dwarf Kel'Tur telah menawarkan 300 golem pertempuran, serta dua Senjata Unik mereka untuk membantu kita di medan perang," tambah Kael.
> "Itu masih belum cukup," ujar Raja Alveric, matanya penuh tekad. "Kita membutuhkan kekuatan yang lebih dari itu. Kita membutuhkan informasi tentang Keterampilan Surgawi dan mungkin, sekutu yang bisa memberikan kita wawasan tentang kekuatan yang tersembunyi ini."
---
Desa Elmire – Kabar yang Menyebar
Sementara itu, jauh di luar ibu kota, Kilyuna dan Grup Elang menerima kabar dari luar. Berita itu datang dari Fren, yang kini kembali dari misi pengintaian di selatan.
> "Kekaisaran Timur… mereka benar-benar sedang bergerak cepat," Fren melaporkan, wajahnya serius. "Mereka memperkuat garis perbatasan mereka, dan menurut desas-desus yang saya dengar, mereka sudah menemukan pemilik Keterampilan Surgawi."
Kilyuna mendengarkan dengan seksama, perasaan gelisah mulai tumbuh dalam dirinya.
> "Jika mereka berhasil menguasai kekuatan itu… perang bukan lagi sebuah kemungkinan. Itu sudah menjadi kepastian."
Vilma berdiri di samping Kilyuna, matanya penuh tekad. Dua tahun berlalu sejak pertempuran terakhir mereka, dan sekarang, dunia kembali memasuki ambang kehancuran.