POV Ghaidaq.
Sudah delapan hari aku berada di Bali meninggalkan suamiku sendirian di rumahnya tanpa bisa memberi kabarku untuknya. Disini, Atha membuatku lupa akan jati diriku yang seorang guru, seorang istri, dan seorang perempuan alim. Atha membuatku melakukan hal-hal yang tidak pernah aku lakukan, dan tentu itu semua melanggar batas-batas normal dan ajaran di agamaku. Namun di sisi lain dalam diriku, aku merasa takut akan kehilangan kenikmatan yang kini sedang kurasakan dari lelaki yang bukan suamiku ini. Ya, kini aku sedang menikmati perzinahan ku dengan Atha untuk terakhir kalinya, sebelum aku dia antar pulang ke suamiku. Namun, di momen terakhir ini, Atha hanya terus menggenjot lubang pantatku saja, membuatku kewalahan menerima rangsangan yang membuat rasa gatal di dalam lubang memekku yang tak kunjung dia tusuk dengan kontol panjang idamanku itu.
Setelah hampir setiap malam selama seminggu aku digilir oleh orang suruhan Atha yang bernama Barnard dan Barry, bahkan mereka sempat membawa teman-temannya untuk memperkosaku juga. Akhirnya kini, di waktu terakhirku di Bali, aku bisa menikmati kontol Atha yang memang menjadi tujuan awalku datang menemuinya di Bali.
Ghaidaq : "Tha, please... tolong pAskanahin kontolmu ke lubang memekku. Untuk terakhir kalinya... aku gak tahan Tha, memekku gatal sekali.", pintaku padanya yang masih saja terus hanya menusuk lubang pantatku.
Meskipun aku tetap bisa merasakan nikmat dan sampai orgasme juga ketika dianal oleh Atha, namun orgasme itu tidak bisa menghapus rasa gatal di lubang memekku.
Atha : "Tidak, aku tidak mau. Kalau kamu ingin memekmu ditusuk, minta oranglain untuk melakukannya nanti.", jawab Atha.
Ghaidaq : "Aaahh... akuuuuuhhh… mauuuuhhh… munchraaattt… lagiiiihhh... oooooowwwwhhhh... Aaiihhhhh...", desahku ketika akhirnya aku kembali dibuatnya orgasme karena sodokkan yang kuterima di lubang pantatku.
Atha pun langsung mencabut kontolnya dari lubang belakangku, kemudian dia kocok di depan wajahku. Dan sejurus kemudian, akhirnya sperma milik Atha pun menyembur ke bibir dan wajahku.
Atha : "Itu kado perpisahan dariku. Jilatlah hingga tak bersisa.", ucap Atha padaku.
Aku pun menuruti perintahnya untuk menjilati sperma miliknya yang tumpah di mukaku, ku seka dengan jariku dan kumasukkan ke dalam mulutku untuk ku telan sesuai perintah Atha. Dan Atha pun pergi ke kamar mandi meninggalkanku yang masih menjilati sisa-sisa sperma miliknya.
Ghaidaq : "Maafkan aku Mas Athariq, aku terus mengkhianatimu disini. Aku gak bisa menahan nafsu syahwatku.", gumamku di hatiku.
Ya, aku sendiri merasa bingung, entah kenapa aku tidak bisa mengendalikan birahiku akhir-akhir ini. Yang kutahu awal penyebabnya adalah gara-gara suamiku yang tidak membiarkanku mencapai orgasmeku ketika kami bercinta. Dan berujung aku yang sekarang, rela mengejar kontol Atha untuk memuaskan birahiku. Namun aku bertekad, ketika aku kembali nanti ke pangkuan suamiku, aku tidak akan mengulangi kembali semua perbuatanku ini. Karena untuk saat ini, selain Atha dan orang suruhannya yang berada di Bali, tidak ada yang tahu akan perbuatanku sampai sejauh ini, bahkan Thayyibah juga sudah pergi dari sini ketika aku berbuat begitu. Askanah yang kukenali juga bisa menerima beberapa alasanku kenapa aku sampai berani berbusana seksi dan jalan dengan laki-laki. Jadi aku rasa, tidak akan ada yang tahu tentang perbuatan dosaku disini, meski yang maha kuasa tidak bisa untuk aku tipu, namun aku hanya berharap keluarga dan suamiku tidak akan pernah mengetahui hal ini.
POV Orang Ketiga.
Ghaidaq : "Maafkan aku suamiku .", ucap Ghaidaq yang merasa perbuatannya tidak diketahui oleh suaminya.
Padahal, setiap perbuatannya di Bali ini, selalu diabadikan oleh Atha dan dikirimkan kepada Thayyibah. Dan tentu saja, Thayyibah menyerahkan bukti video dan foto Ghaidaq kepada Athariq sebagai bukti kemenangan taruhannya atas Athariq. Athariq selalu menerima foto Ghaidaq yang sedang mabuk dan bergoyang di klub malam dari Thayyibah, dan tentu itu menjadi bahan colinya ketika istrinya meninggalkannya sendirian di rumah. Athariq pun juga bahkan dikirimi video persetubuhan Ghaidaq dengan Barnard dan Barry. Athariq pun seolah tidak percaya melihat Ghaidaq istrinya mau ngentot dengan laki-laki lain yang bahkan menurut dia jelek tampangnya. Athariq tidak tahu bagaimana Thayyibah bisa membuat Ghaidaq sampai seberani itu. Athariq pun merasa hampir kalah taruhan dari Thayyibah, namun dia berharap kalaupun harus kalah taruhan uang, setidaknya istrinya pulang dalam keadaan seperti yang dia angan-angankan. Ghaidaq yang berambut pirang, bertatto, dan bertindik di tubuhnya. Seperti yang pernah dia utarakan kepada Thayyibah tentang keinginannya terhadap perubahan Ghaidaq. Namun, sampai sejauh ini, Athariq belum melihat perubahan fisik dan penampilan dari istrinya itu. Meskipun dia sudah melihat tubuh Ghaidaq berzinah dengan beberapa lelaki lain, namun menurutnya penampilan istrinya masih seperti sedia kala, hanya saja busananya menjadi sangat seksi, tidak menutup aurat seperti kebiasaannya ketika di rumah bersamanya. Dia pernah mempertanyakan hal itu kepada Thayyibah, namun Thayyibah menjawab bahwa harus Ghaidaq sendiri lah yang ingin melakukan itu. Karena sejauh ini, Ghaidaq masih merasa jikalau suaminya tidak mengetahui perbuatannya ketika disana, jelas Thayyibah kepada Athariq. Akan tetapi, Thayyibah tetap ingin Athariq membayar uang taruhannya, karena dia telah membuat Ghaidaq mau ngentot dengan lelaki lain dan bahkan Ghaidaq sendiri yang menggoyangkan pinggulnya untuk meraih kenikmatan dari lelaki yang bukan suaminya. Jadi menurut Thayyibah dia tetap menang taruhan dari Athariq sejauh ini. Athariq pun mau tak mau harus mengaku kalah dan mengirim uang kepada Thayyibah sejumlah yang dia janjikan di awal. Thayyibah pun senang, dan berjanji akan memberikan bonus kepada Athariq. Sementara Athariq sendiri sebenarnya masih merasa belum puas dengan perubahan istrinya, walaupun kini dia punya koleksi video-video persetubuhan istrinya dengan laki-laki lain.
Di hari kepulangan Ghaidaq ke Bandung. Atha memberikan pakaian seksi kembali kepada Ghaidaq, ketika hendak ke bandara untuk pulang ke Bandung. Ghaidaq pun masih menuruti perintah Atha, karena dia masih takut pada ancaman dari Atha terhadapnya.
Singkat cerita, Kini Ghaidaq sudah di dalam mobil bersama Atha, tentu dengan pakaian seksinya yang Atha berikan padanya. Atha pun memberitahu Thayyibah di pagi itu, bahwa Ghaidaq akan pulang hari ini ke Bandung. Tentu saja Thayyibah juga kembali memberitahukan hal tersebut kepada Athariq, agar Athariq bisa menjemput Ghaidaq di Bandara nantinya. Di tengah perjalanan, Atha menawari Ghaidaq sesuatu;
Atha : "Hey, sayang... apa kamu ingin merasakan kontol laki-laki lain untuk terakhir kalinya di memekmu sebelum kamu balik ke suami lemahmu itu...?", tanya Atha.
Ghaidaq : "Tidak", jawab Ghaidaq simpel.
Atha : "Jangan berbohong, aku tau memekmu masih gatal saat ini. Kamu menginginkan ini bukan...?", tanya Atha yang lalu menunjukkan kontolnya sambil menyetir mobil.
Hal itu membuat mata Ghaidaq terbelalak, dan tak bisa menyembunyikan rasa sangenya di depan Atha ketika di dalam mobil. Melihat Atha menunjukkan kontolnya yang panjang itu keluar dari celananya, sontak membuat Ghaidaq yang tergiur hendak melahap dan menyepong kontol Atha itu. Ghaidaq mulai mendekatkan kepalanya ke arah kontol Atha. Namun Atha seketika itu juga menepuk kepala Ghaidaq yang hendak menyepong kontolnya.
Atha : "Heh… kamu nakal ya... mau main sepong-sepong aja. Tadi katanya gak gatel.", ledek Atha yang menepuk kepala Ghaidaq.
Lalu Atha pun kembali menutup celananya dan memasukan kontolnya, membuat Ghaidaq kelabakan karena rasa penasarannya terhadap kontol Atha tidak bisa terlampiaskan. Padahal nafsunya baru saja kembali bangkit akibat godaan Atha tersebut.
Ghaidaq : "Ikh, bukannya tadi kamu yang nawarin itu sama aku...!?", ucap Ghaidaq.
Atha : "Aku emang nawarin kontol, tapi bukan kontolku. Kalo pengen, nanti kita cari di Bandara." Jawab Atha. "Kalo kamu gak mau, apa kamu yakin nanti di rumah, suamimu bisa muasin kamu hah...?" , sambung Atha.
Ghaidaq pun berfikir berat, apa dia harus kembali berbuat zinah dengan lelaki lain di hari ini. Sementara sesaat sebelumnya dia baru saja berjanji kepada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan kembali berbuat dosa.
Atha : "Malah diem... gimana, mau enggak???", tanya Atha kembali.
Ghaidaq yang sedang dilanda birahi, dan karena memeknya masih merasa gatal karena tidak kunjung digenjot oleh Atha tiba-tiba memberikan anggukkan terhadap pertanyaan yang dilontarkan Atha. Entah setan apa yang sudah menguasai pikiran Ghaidaq, namun dia kembali menyetujui tawaran Atha untuk berzinah dan ngentot dengan lelaki lain di hari ini, sebelum dia pulang ke rumahnya.
Atha : "Kamu pengen kontol yang seperti apa??", tanya Atha melecehkan Ghaidaq.
Ghaidaq : "Yang kaya punyamu.", jawab Ghaidaq spontan dengan malu-malu kucing.
Ghaidaq memang sepertinya sudah menyukai kontol milik Atha sejak pertama kali dia melihatnya di pesan WA dulu, dan kini Ghaidaq sudah ketagihan pada kontol milik Atha tersebut. Sehingga dia pun memilih kriteria kontol yang dia inginkan saat ini adalah yang seperti punyanya Atha.
Atha : "Ya udah, Sekarang kamu colmek dulu sampe muncrat...", ucap Atha.
Ghaidaq pun langsung menuruti perintah Atha tanpa penolakan, karena dia sudah tahu dengan posisinya saat ini yang tak mungkin menolaknya. Dan tidak butuh lama untuk Ghaidaq untuk mencapai orgasmenya, karena memang memeknya sudah gatal sehingga baru sebentar saja dia colmek, dia sudah berhasil mencapai orgasme. Dan Atha pun hanya bisa menertawakannya.
Beberapa saat kemudian mereka pun tiba di Bandara, dan Atha pun turun lebih dulu dari mobil dan pergi meninggalkan Ghaidaq sendirian di mobilnya.
Atha : "Kamu tunggu disini sebentar.", ucap Atha kepada Ghaidaq.
Hingga beberapa menit kemudian dia kembali datang ke mobil menemui Ghaidaq.
Atha : "Kamu masuk ke toilet pria yang disana itu. Seseorang sudah menunggu kamu. Bukannya kamu ingin ngentot dulu sebelum balik. Kalo udah, nanti balik lagi kesini. Bawa ini juga, buat baju ganti kamu kalo nanti udah ngentot sama dia.", ujar Atha sambil menunjuk arah toilet yang dimaksud.
Atha juga memberikan pakaian Ghaidaq di dalam sebuah paper bag, pakaian tersebut adalah pakaian yang seperti biasa Ghaidaq pakai di rumahnya, tentu dengan jilbab juga di dalamnya. Atha tahu bahwa Ghaidaq ingin pulang kembali ke rumahnya dengan penampilannya yang seperti sediakala, yaitu penampilan seorang istri yang alim. Karena sudah tak tahan menahan nafsu syahwatnya, Ghaidaq pun segera keluar dari mobil dan hendak menuju ke arah toilet yang Atha tunjuk.
Atha : "Ngewenya jangan lama-lama, kurang dari satu jam pesawatnya udah mau berangkat.!!", ucap Atha mengingatkan Ghaidaq.
Ghaidaq pun hanya menjawabnya dengan anggukkan. Dan dia pergi menuju toilet yang dimaksud. Dan benar saja ketika dia masuk ke ruangan itu, disana sudah ada seorang lelaki berkulit hitam yang menunggunya sedang memainkan batang penisnya sendiri. Ketika Ghaidaq dilihatnya sudah datang, tak membuang-buang waktu. Lelaki berkulit hitam itu langsung menghampiri Ghaidaq dan langsung mencipok bibir Ghaidaq dengan ganasnya. Ghaidaq yang sudah dilanda birahi pun tak menolaknya, dan dia langsung membalas ciuman lelaki itu di mulutnya. Kini lidah mereka saling melumat. Beberapa saat kemudian Ghaidaq pun membuka seluruh pakaiannya, dan dia langsung memasukkan batang kejantanan lelaki itu.
Ghaidaq : "Emmmmpppphh... iyaaahhh... aaawwhhhhhh... Akhirnya memek gatalku dimasuki kontolll... owwwhhh...", racau Ghaidaq ketika kontol lelaki itu masuk ke memeknya.
Ghaidaq pun berhasil beberapa kali dibuat orgasme oleh genjotan lelaki itu. Dan pada akhirnya Lelaki itu pun berhasil mencapai klimaks, lalu menyodorkan kontolnya ke hadapan wajah Ghaidaq untuk dibersihkan. Ghaidaq yang sudah paham pun langsung mengerti maksud si pria itu, meski pria itu daritadi tidak berbicara karena kendala bahasa, namun percumbuan itu tetap berhasil membuat keduanya mencapai orgasme dan klimaks.
Ghaidaq pun terkulai lemas di lantai toilet itu, dan si pria segera keluar dari sana meninggalkannya seorang diri. Namun karena Ghaidaq ingat pesan Atha bahwa pesawat yang akan dia tumpangi sebentar lagi akan lepas landas, maka dengan tubuh yang masih lemas, Ghaidaq pun akhirnya segera membersihkan diri, mandi dan kemudian mengenakan pakaian yang telah diberikan oleh Atha padanya tadi. Beberapa saat kemudian, Ghaidaq pun sudah keluar dari toilet tempat dia tadi melakukan perzinahan dengan lelaki berkulit hitam yang dia tidak kenal itu, lalu Ghaidaq pun kembali menuju ke mobil dimana Atha menunggumya tadi.
Atha : "Gimana??? Puasss…??", tanya Atha kepada Ghaidaq yang baru kembali.
Ghaidaq pun tidak menjawabnya, dan hanya tertunduk malu dengan nafasnya yang masih terdengar ngos-ngosan.
Atha : "Hemm… malah gak jawab. Tapi kelihatannya udah puas ya?? Kalo gitu. Ayo kita pulang...", ujar Atha yang melihat Ghaidaq ngos-ngosan.
Lalu Atha pun membawa Ghaidaq untuk menuju ke pesawat yang akan mereka tumpangi untuk kembali ke Bandung. Namun di saat sebelumnya, ketika selesai memarkirkan mobil, Atha menyuruh Ghaidaq untuk memasukan sebuah benda ke dalam vaginanya. Benda itu adalah sebuah vibrator seks. Ghaidaq yang kini berpakaian syar'i pun, di dalam vaginanya terdapat sebuah vibrator yang terpasang, yang sewaktu-waktu bisa bergetar jika Atha menyalakannya dengan sebuah remot yang dia pegang.
Bersambung…
JANGAN LUPA KOMEN, VOTE DAN FOLLOW, AYOO MARI BANTU ADMIN SUPAYA BISA LANJUTIN KARYA INI...
KALO ADA LEBIH REJEKI BOLEH DONASI KE ADMIN SUPAYA LEBIH SEMANGAT LAGI UPDATE NYA...
JANGAN LUPA JUGA FOLLOW SOSIAL MEDIA ADMIN
INSTAGRAM : @WIDASU.ID
INFORMASI!!! NANTI AKAN ADA KONTEN PREMIUM BERGENRE : NTR, GANGBANG, PEMERKOSAAN, CUKOLD DLL DARI KARAKTER YANG UDAH GW BUAT DI KARYA INI...
JADI BUAT KALIAN YANG MINAT BELI KONTEN PREMIUM GW, BISA KONTAK SOSIAL MEDIA GW ATAU KE PLATFORM SEBELAH YAITU KARYAKARSA!!!
TERIMAKASIH KEPADA PEMBACA YANG SUDAH DUKUNG KARYA INI...